Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyatakan akan tetap mendistibusikan kompor gas kepada masyarakat sebagai pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas, meski ada sebagian masyarakat yang merasa belum siap untuk menerimanya. "Semua kebijakan itu mengandung risiko karenanya meleset sedikit itu wajar, tapi jangan karena itu terus batal, sebab program konversi ini betul-betul untuk kepentingan negara, daripada subsidi semakin tinggi," kata Sekretaris Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Guritno Kusumo, di Jakarta, Jumat. Program konversi harus tetap dijalankan, sebab kalau dihentikan justru akan melanggar komitmen awal untuk meminimalisir besarnya subsidi negara untuk BBM yang mencapai triliunan rupiah, katanya. Menanggapi belum siapnya masyarakat menerima program konversi minyak tanah ke gas, Guritno berpendapat bahwa hal itu mau tidak mau tetap harus dihadapi. "Itu `to be or not to be` sebab daripada kita subsidi terus sekian triliun sekian tahun, negara bisa menjadi semakin miskin," katanya. Menurut dia, semua pihak harus melihat bahwa ada tujuan besar yang akan disasar bersama, meskipun ada ekses negatif, termasuk kekhawatiran masyarakat pada bahaya kompor gas. "Masih ada ekses ya mari kita perbaiki, namun jangan sampai ekses kecil itu mengorbankan tujuan besar kita," katanya. Pihaknya juga akan melaksanakan evaluasi bila proses pendistribusian kompor gas selesai. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007