Pengisian baterai dari nol sampai terisi penuh membutuhkan waktu sekitar dua jam, sedangkan fast charging sekitar dua jam
Sampit (ANTARA) - SMK Negeri 1 Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah berhasil berinovasi dengan merealisasikan sepeda motor listrik konversi dari dasar sepeda motor bebek dan sepeda motor matic, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah pusat.

"Sepeda motor listrik konversi karya siswa ini merupakan salah satu langkah dari sekolah mendukung program pemerintah pusat untuk mengonversi motor berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik," kata Ketua Program Studi Teknik Otomotif SMKN 1 Cempaga Febry Anggoro di Sampit, Senin.

Febry menjelaskan, program di sekolah mereka dimulai sesuai dengan program pemerintah sejak 2022 dan tahun ini sudah ada hasilnya. Sekitar 80 persen pengerjaan dilakukan peserta didik, sedangkan pihaknya sebagai guru pembimbing hanya mendampingi dan memberi arahan.

Para siswa SMKN 1 Cempaga melaksanakan praktik untuk membongkar mesin aslinya kemudian diganti dengan motor listrik. Sedangkan untuk kelengkapan lain seperti sasis, sistem keselamatan berkendara, rem, lampu-lampu dan lainnya masih seperti kondisi semula.

"Hanya ada perubahan pada sistem tegangan karena tegangan listrik dari baterai ini adalah 72 volt maka harus diturunkan menjadi 12 volt. Kita menggunakan yang namanya konverter," terang Febry.

Dia menyebut karya peserta didik mereka merupakan yang pertama untuk satuan pendidikan di Kalimantan Tengah, meski mungkin di Pulau Jawa ini bukan hal baru.

Untuk mengerjakan satu buah sepeda motor, diperlukan sekitar tiga orang siswa. Saat pertama kali, mereka memerlukan waktu dua hari, namun dengan pengalaman yang ada diperkirakan hanya perlu waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikannya.

Daya listrik yang dihasilkan mampu memacu mobil hingga kecepatan maksimal 100 km/jam. Namun dengan alasan keselamatan berkendara, mereka membatasi kecepatan maksimal 80 km/jam untuk motor dasar bebek dan 70 km/jam untuk motor dasar matic.

Pengisian baterai dari nol sampai terisi penuh membutuhkan waktu sekitar dua jam, sedangkan fast charging sekitar dua jam. Dengan daya tersebut, sepeda motor listrik ini bisa menempuh perjalanan hingga jarak 70 kilometer.

Tantangan yang dihadapi dalam memproduksi konversi sepeda motor listrik ini adalah suku cadang yang harus didatangkan dari luar daerah sehingga memerlukan waktu untuk pengadaan.

Untuk membuat konversi sepeda motor listrik dengan dasar motor bebek memerlukan biaya sekitar Rp19 juta, sedangkan sepeda motor dasar matic memerlukan biaya Rp16 juta.

Kelebihan kendaraan listrik yaitu lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak, tidak memperparah polusi udara dan juga tidak menimbulkan suara berisik seperti sepeda motor berbahan bakar minyak.

Saat ini peserta didik di SMKN 1 Cempaga juga sedang membangun mobil listrik yang memang dibangun sendiri dari nol, mulai dari sasis, kemudian rangka, mesin sampai bodi mobil. Saat ini masih dalam pengembangan dan diharapkan berhasil.

"Harapan kami motor listrik ini nanti bisa terus kami kembangkan. Kami harap pemerintah daerah memberikan dukungan terhadap karya-karya siswa sehingga harapannya pendidikan di Kalimantan Tengah, khususnya yang di Kabupaten Kotawaringin Timur bisa lebih berkembang lagi," harap Febry.

Krisna Januarta, salah seorang siswa yang terlibat dalam kegiatan konversi sepeda motor listrik tersebut mengaku sangat senang. Ini menjadi ilmu dan pengalaman sangat berharga baginya beserta teman-teman untuk terjun ke dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

"Saya sebagai siswa SMKN 1 Cempaga sangat bangga karena kami bisa menghasilkan karya konversi motor listrik. Semoga ke depannya bisa dikembangkan lagi," demikian Krisna Januarta.

Sementara itu, Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor sangat mengapresiasi konversi sepeda motor listrik karya siswa SMKN 1 Cempaga tersebut.

"Saya harap ini bisa terus dikembangkan sehingga membawa manfaat bagi masyarakat kita," ucapnya.

Halikinnor meminta agar ini terus dikembangkan serta jajaki peluang dengan pihak-pihak yang mungkin memerlukan teknologi ini. Menurutnya kendaraan listrik bagus karena irit, ramah lingkungan dan kemampuannya juga tidak kalah dengan sepeda motor berbahan bakar minyak.
Baca juga: Kemensos gandeng ITTS buat sepeda motor dan kompor listrik
Baca juga: Pemerintah dorong inovasi dan kolaborasi untuk kendaraan listrik
Baca juga: Hadirnya pabrik baterai di Indonesia dorong inovasi kendaraan listrik


 

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Norjani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023