Seiring dengan waktu dan cuaca yang sudah mulai membaik, saat ini kami sudah memasuki tahap pemulihan. Kapal sudah mulai bisa sandar secara normal dan pola pasokan normal sudah bisa dijalankan kembali
Denpasar (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menyebutkan penyaluran LPG di Bali sudah mulai pulih setelah sempat mengalami keterlambatan pasokan selama sekitar tiga minggu terakhir karena terdampak gelombang tinggi.

"Seiring dengan waktu dan cuaca yang sudah mulai membaik, saat ini kami sudah memasuki tahap pemulihan. Kapal sudah mulai bisa sandar secara normal dan pola pasokan normal sudah bisa dijalankan kembali," kata perwakilan Pertamina Pemasaran Bali Rainier Axel Gultom di Denpasar, Kamis.

Rainier yang membidangi penjualan LPG di Bali itu menjelaskan selama masa pemulihan, pihaknya mengadakan pasar murah LPG 3 kilogram serentak pada Kamis ini di seluruh kecamatan di Pulau Dewata.

Harga per tabung untuk LPG menyerupai melon tersebut dalam pasar murah dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi di Bali yakni Rp14.500.

Pertamina mencatat rata-rata penyaluran produk LPG subsidi 3 kilogram sebanyak 630 metrik ton per hari dan bright gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram sebesar 40 metrik ton per hari.

Sebelumnya cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir turut memengaruhi distribusi gas minyak cair itu karena gelombang tinggi di perairan Bali yang sempat mencapai 4-6 meter berdasarkan prakiraan BMKG.

Rainier mengatakan kapal pengangkut LPG beberapa kali gagal sandar di Depo LPG Manggis, Karangasen, meski saat itu kapal sudah berlabuh.

Pertimbangan syarat keamanan dalam proses sandar dan bongkar muatan, kata dia, tidak memungkinkan kapal LPG tersebut untuk mendekat karena ombak dan arus yang keras.

Untuk mengantisipasi kondisi itu dan menjaga pasokan aman, BUMN tersebut menjalankan pola penyaluran darurat dengan mengalihkan pengisian tangki LPG atau "skid tank" melalui Depo LPG Banyuwangi karena kondisi perairan masih lebih memungkinkan dilalui.

Namun, lanjut dia, pola tersebut menyebabkan waktu dan jarak tempuh menjadi lebih lama sehingga mengakibatkan penyaluran LPG dari Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) ke agen mengalami pembatasan.

Normalnya jarak tempuh ysng biasa dilalui mencapai 5-6 jam pulang pergi namun dengan pola darurat melalui Depo Banyuwangi, jarak tempuh menjadi sekitar 10-12 jam pulang pergi.

"Saat ini pasokan sudah dari Depo LPG di Manggis, Karangasem, " kata Rainier.

 Baca juga: Pertamina upayakan pasokan LPG mencukupi

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018