Chicago (Xinhua) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tajam lebih dari 20 dolar AS, pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena dolar AS yang kuat meningkat lebih lanjut di tengah gejolak keuangan yang dipicu kejatuhan lira Turki.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 20,10 dolar AS atau 1,65 persen, menjadi ditutup di 1.198,90 dolar AS per ounce, pertama kalinya menetap di bawah level 1.200 dolar AS sejak 30 Januari 2017. Demikian laporan seperti dikutip dari Xinhua.

Nilai mata uang lira Turki telah kehilangan sekitar 30 persen terhadap dolar AS sejak Kamis (9/8) lalu, di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik dan perdagangan antara dua sekutu tradisional, Turki dan Amerika Serikat.

Penurunan tajam dan tiba-tiba mata uang lira Turki telah mengirimkan gelombang kejut ke pasar Eropa dan dunia lainnya, yang mendorong para investor berduyun-duyun beralih ke dolar AS, dengan harapan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Namun demikian, logam mulia emas kali ini gagal untuk bertindak sebagai aset safe-heaven.

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang asing utama lainnya, naik 0,04 persen menjadi 96,26 pada pukul 16.41 GMT.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 31,3 sen AS atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada 14,982 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun 30,10 dolar AS atau 3,63 persen, menjadi menetap di 799,50 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dua hari berturut-turun harga emas naik, ada apa?


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018