Jakarta (ANTARA News) - Upaya akselerasi laju pertumbuhan ekonomi dan investasi yang tinggi dan sustainable tidak akan optimal tanpa adanya dukungan dari masyarakat luas, khususnya sektor korporasi Indonesia. "Sekeras apapun upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan optimal untuk mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi dan investasi yang tinggi dan sustainable tanpa dukungan masyarakat luas, khususnya sektor korporasi Indonesia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam penyerahan Annual Report Awards 2006 di Jakarta, Selasa. Dari dimensi ekonomis, menurut Menkeu, besar-kecilnya kontribusi sektor korporasi dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional akan banyak ditentukan oleh daya entrepreneurship dan kemampuan inovatif pelaku bisnis untuk mentransformasi tantangan menjadi peluang. Namun dari sisi responsibilitas sebagai anggota masyarakat, korporasi dituntut pula untuk menunjukkan kepedulian untuk berbuat yang terbaik tidak hanya untuk pemegang saham dan perusahaan, tetapi juga kepada stakeholders lainnya yang mewakili kepentingan bangsa. "Dimensi terakhir inilah yang mendasari lahirnya prinsip-prinsip mulia dari tata kelola yang baik, mulai dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Penerapan secara konsisten kelima prinsip ideal itu tidak hanya penting untuk perusahaan dan stakeholdernya, namun lebih jauh lagi diperlukan untuk membangun image atau persepsi posisif bangsa ini di mata pelaku bisnis global dan di mata negara-negara lain di dunia," kata Menkeu. Menurut dia, dalam rangka meningkatkan penerapan good governance, saat ini pemerintah juga tengah melaksanakan Program Reformasi Birokrasi yang bertujuan untuk mendorong kapasitas atau kemampuan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan pelayanan masyarakat secara lebih maksimal. "Pada akhirya hal ini diharapkan akan membangun trust atau kepercayaan publik terhadap birokrasi," katanya. Enam Kategori Dalam kesempatan tersebut diumumkan pemenang Annual Reports Award (ARA) 2006 yang terdiri dari 6 kategori. Enam kategori itu adalah BUMN keuangan listed, BUMN non keuangan listed, privat keuangan listed, BUMN non keuangan listed, BUMN non keuangan listed, BUMN non keuangan non listed, privat non keuangan listed, juara umum. ARA merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Depkeu (Bapepam-LK dan Ditjen Pajak), Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Jakarta, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia. Penyelenggaraan ARA 2006 di 2007 merupakan yang keenam setelah pertama pada 2002. Penyelenggaraan ARA 2006 diikuti oleh 169 perusahaan dan setelah dilakukan evaluasi oleh dewan juri yang diketuai mantan Menkeu Mar`ie Muhammad keluar 18 penerima penghargaan dari 6 kategori. Kategori BUMN keuangan listed dimenangkan oleh Bank Mandiri (I), Bank BNI (II), dan Bank BRI (III), kategori BUMN keuangan non listed dimenangkan oleh PT Jamsostek (I) dan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng (II), kategori privat keuangan listed dimenangkan oleh Bank Niaga (I), Bank NISP (II), dan Bank Permata (III). Sementara kategori BUMN non keuangan non listed dimenangkan oleh PT Aneka Tambang (I), PT Telkom (II), dan PT Adhi Karya (III), kategori BUMN non keuangan non listed dimenangkan oleh PT Petrokimia Gresik (I), PTPN XIII (II), PT Rekayasa Industri (III). Untuk kategori privat non keuangan listed dimenangkan oleh PT Astra Graphia (I), PT Indosat (II), dan PT Bakrie Sumatera Plantation (III). Sementara untuk juara umum dalam ARA 2006 dimenangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk. (*)

Copyright © ANTARA 2007