Jakarta (ANTARA News) - PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) pada akhir Juli lalu telah membayar royalti triwulan II (periode April- Juni) 2007 kepada Pemerintah Indonesia melalui Departemen Keuangan, sebesar 3,45 juta dolar AS. "Pembayaran royalti setara Rp31 miliar pada kurs Rp9.000 itu disetorkan ke rekening Menteri Keuangan nomor 508.000.071, Bank Indonesia Jakarta," kata Manager Public Relation PT NNT, Kasan Mulyono, dalam siaran persnya, Selasa. Kasan mengatakan pembayaran royalti dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 13 Kontrak Karya antara PT NNT dengan Pemerintah Indonesia dan Surat Dirjen Pertambangan Umum Nomor 310/20.01/DJP/2000 tanggal 24 Februari 2000. Rincian pembayaran royalti triwulan II/2007 adalah untuk produk tembaga sebesar 2.116.873,46 dolar AS, emas 1.256.821,37 dolar dan perak 77.523,65 dolar, kata Kasan. Dengan pembayaran royalti tersebut, maka total pembayaran royalti sejak pengapalan konsentrat pertama PT NNT pada 1999 hingga saat ini sudah mencapai 134,43 juta dolar AS. PT NNT merupakan perusahaan patungan Indonesia yang sahamnya dimiliki 80 persen oleh Nusa Tenggara Partnership dan 20 persen oleh PT Pukuafu Indah (Indonesia). Saham sebesar 56,25 persen pada Nusa Tenggara Partnership dimiliki oleh Newmont Indonesia Limited, sementara 43,75 persen dimiliki oleh Nusa Tenggara Mining Corporation. PT NNT didirikan pada 1986 untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI, di dalam wilayah Kontrak Karya yang terletak di kawasan timur Provinsi NTB. Tambang Batu Hijau PT NNT terletak di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB. Batu Hijau merupakan tambang terbuka yang memproduksi konsentrat tembaga dengan kandungan sejumlah kecil emas. Konsentrat tersebut dikirim ke berbagai pabrik peleburan di Indonesia maupun di luar negeri untuk pengolahan selanjutnya. PT NNT menandatangani Kontrak Karya Generasi ke-4 dengan Pemerintah Indonesia pada Desember 1986 dan melakukan investasi senilai 1,8 miliar dolar AS. Perusahaan itu mulai produksi komersial pada 1 Maret 2000. Cadangan bijih di Batu Hijau mencapai 1 miliar ton dengan kandungan 0,525 persen tembaga dan 0,37 gram per ton emas pada Desember 2003. Dengan kapasitas produksi saat ini, masa tambang Batu Hijau akan berakhir pada 2025. Saat ini PT NNT tengah melakukan eksplorasi di wilayah lain dalam wilayah Kontrak Karya seperti di Elang. (*)

Copyright © ANTARA 2007