Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan reksadana di Indonesia diperkirakan dapat melampaui 50 persen pada tahun 2007 ini saat pasar saham tengah mengalami penurunan akibat efek guncangan finansial global. "Hal ini dilihat dari pertumbuhan reksadana hingga akhir Juli 2007 telah mencapai sebesar 44 persen dan indutri diperkirakan akan tumbuh lagi 5-10 persen pada bulan-bulan mendatang," kata Presiden Direktur Fortis Investmen Eko Pratomo dalam acara outlook 2007 reksadana di Bogor, Selasa. Pertumbuhan aset yang dikelola dalam reksadana, menurut Eko, saat ini mencapai 125 persen dari Rp50,869 triliun pada akhir tahun 2006 yang menjadi Rp73,671 triliun pada Juli 2007. Eko mengatakan, pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh reksadana saham dimana aset yang dikelola meningkat 128 persen menjadi Rp18,860 triliun pada Juli 2007 dari Rp8,249 triliun pada akhir 2006, serta reksadana pendapatan tetap meningkat 45 persen menjadi Rp27,343 triliun pada Juli 2007 dari Rp18,858 triliun. Menurut Eko, pasar saham yang turun saat ini tidak lagi membuat penarikan besar-besaran di reksadana saham (redemption) seperti tahun 2005 namun justru sebaliknya, banyak investor yang melakukan investasi di pasar saham. "Ini sesuatu yang positif, biasanya ketika pasar saham turun terjadi nett redemption, namun saat ini justru terbalik di saat pasar koreksi nett subscription," katanya. Hal ini terkait dengan semakin terdidiknya investor dalam berinvestasi sehingga mampu meredam kepanikan. "Pasar seringkali panik terlebih dulu, ini yang membuat terjadinya guncangan," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007