Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional Moody`s Investors Services (Moody`s) dalam sebuah pernyataannya di Singapura, Rabu, mengatakan telah menetapkan peringkat jangka panjang Aaa.id Skala Pemeringkatan Nasional (National Scale Rating/NSR) untuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk,(BRI). Bank tersebut juga memiliki Skala Pemeringkatan Global yang telah ditetapkan Moody`s sebelumnya, yaitu Ba3 untuk utang subordinasi dalam mata uang asing, Baa2 untuk peringkat global deposito dalam mata uang domestik, B2.Not Prime untuk deposito jangka panjang/pendek dalam mata uang asing dan D+ untuk kekuatan finansial bank. Disebutkan, bahwa peringkat Ba3 untuk utang subordinasi dalam mata uang asing dan peringkat B2 untuk deposito jangka panjang dalam mata uang asing sedang dalam proses peninjauan kembali untuk kemungkinan kenaikan peringkat. Sementara, peringkat lainnya memiliki `outlook` stabil. "Peringkat B2/Not Prime/D+ mencerminkan kemungkinan terjadinya kelalaian pembayaran utang maupun kerugian bagi para investor BRI dalam Skala Pemeringkatan Global, sementara peringkat Aaa.id Skala Pemeringkatan Nasional mencerminkan kemampuan bank dalam memfasilitasi kredit yang diberikan kepadanya relatif terhadap perusahaan-perusahaan lain di wilayah domestik," kata Beatrice Woo, VP/Senior Credit Officer Moody`s. "Meskipun memfasilitasi kredit untuk sektor mikro dan pertanian, aktivitas bisnis bank tetap dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip pemberian kredit kepada sektor komersial," ujar Beatrice. Secara finansial, bank menikmati net interst margin yang tertinggi dibandingkan bank lain di Indonesia, kualitas aset di atas rata-rata industri dan jumlah modal yang memadai untuk meredan risiko-risiko yang potensial terjadi. Pada saat bersamaa, katanya, faktor-faktor positif ini diimbangi oleh tantangan yang dihadapi bank dalam mempertahankan pangsa pasarnya dalam jangka panjang karena banyak bank lain yang turut berusaha memperluas pasar mereka ke sektor usaha mikro dan ritel. Menurut Moody`s, risiko kredit lainnya adalah bahwa posisi Bank BRI yang sensitif secara politis. Pemerintah selaku pemegang saham tunggal telah melepas sebagian besar saham saham BRI pada penawaran umum perdana saham (IPO) pada November 2003, walaupun masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan total kepemilikan 56,89 persen. Karenanya, pemerintah masih dapat memberikan pengaruh yang sangat besar. Terakhir, peringkat tersebut juga turut memperhitungkan penilaian Moody`s terhadap tingginya kemungkinan dukungan dari sistem perbankan Indonesia terhadap Bank BRI apabila terjadi krisis. Pandangan tersebut, kata lembagai itu, didasarkan oleh posisi Bank BRI yang sangat penting dalam industri perbankan Indonesia, dimana Bank BRI menempati posisi keempat terbesar, mayoritas dimiliki oleh pemerintah dan fungsi bank yang berhubungan dengan tujuan pembangunan Indonesia. Bank BRI berkantor pusat di Jakarta, memiliki aset sebesar Rp168 triliun, merupakan bank terbesar keempat di Indonesia dan menguasai 9 persen total depoaito di perbankan dan 11 persen total pinjaman yang disalurkan perbankan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007