Yang penting mitigasi, siapkan bangunan rumah biar harmoni dengan gempa...
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia harus memperkuat mitigasi bencana karena wilayahnya rawan gempa bumi.

"Kita pasti akan mengalami gempa karena wilayah Indonesia rawan gempa dan berada di kawasan cincin api, sehingga sistem mitigasi bencana yang perlu diperkuat, daripada meramal di mana dan kapan gempa terjadi," katanya dalam diskusi Forum Merdeka Barat soal rekonstruksi fasilitas dasar pasca-gempa Lombok di Jakarta, Senin.

Mitigasi yang paling penting, menurut Dwikorita, adalah mengedukasi masyarakat agar mereka memahami bahwa wilayah Indonesia rawan gempa bumi karena berada di antara lempeng dan patahan.

"Itu sesuatu yang tidak bisa kita hindari, semestinya hal yang normal yang harus kita hadapi. Pasti kita masih akan alami gempa karena negara kita rawan gempa, sehingga sistem mitigasi bencana yang perlu diperkuat," kata dia.

Dia menjelaskan pula bahwa saat terjadi gempa bumi di Lombok dan sekitarnya, kebanyakan korban meninggal dunia atau cedera karena tertimpa runtuhan bangunan.

Bangunan di Pulau Lombok yang memang tidak memenuhi standar bangunan tahan gempa tidak mampu menahan guncangan saat Sesar Naik Flores memicu gempa di wilayah itu.

Dia lalu menjelaskan bahwa ada 295 patahan di Indonesia, dan karenanya bangunan-bangunan di wilayah patahan harus dipastikan sesuai standar konstruksi tahan gempa.

"Yang penting mitigasi, siapkan bangunan rumah biar harmoni dengan gempa. Walaupun struktur bangunan kuat kalau tidak harmoni maka akan roboh juga," katanya.

Gempa 6,4 Skala Richter mengguncang Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli, yang disusul dengan gempa 7 Skala Richter pada 5 Agustus yang disertai ratusan gempa susulan, yang hingga kini masih terjadi. 

Gempa-gempa itu mengakibatkan 565 orang meninggal dunia dan menyebabkan rumah-rumah warga serta bangunan publik di wilayah itu porak-poranda.

Baca juga:
Rumah transisi bakal dibangun untuk korban gempa Lombok
Rekonstruksi rumah korban gempa Lombok ditargetkan selesai enam bulan

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018