Medan (ANTARA News) - Pertamina akan menindak tegas distributor elpiji yang ketahuan menjual bahan bakar minyak (BBM ) bersubsidi untuk masyarakat umum bagi industri. "Pemutusan hubungan kerja langsung akan dijatuhkan kepada distributor yang kedapatan melakukan penjualan elpiji rumah tangga ke pengusaha industri," kata General Manager PT Pertamina Unit Pemasaran (UPms) I, Edwin Bekti di Medan, akhir pekan lalu. Dia berbicara hal itu menanggapi adanya isu bahwa sebagian besar elpiji runtuk rumah tangga itu ternyata dijual distributor ke industri yang banyak membutuhkan BBM tersebut di tengah terjadinya krisis listrik dan gas di daerah itu. Menurut dia, meski ada isu tentang "pelarian" elpiji ke industri itu, Pertamina belum menemukan kasus tersebut. "Kalau ada temuan tolong diinformasikan dan kami akan menyelidikinya dan kalau terbukti benar, maka hubungan kerja pasti akan diputuskan," katanya. Dia mengakui, dewasa ini Pertamina memperketat alokasi elpiji ke distributor untuk menghindari tindakan penyalahgunaan di tengah terjadinya krisis energi dan sekaligus menekan kerugian perusahaan itu dari harga jual yang di bawah pasar. Namun meski memperketat alokasi, Pertamina terus melakukan penyaluran ekstra ke daerah-daerah yang diketahui kekurangan elpiji guna menghindari kelangkaan dan lonjakan harga. Mengenai kesiapan Pertamina memenuhi gas elpiji dan BBM lainnya mulai dari solar, premium, minyak tanah dan termasuk avtur yang diduga akan meningkat menjelang Puasa Ramadhan dan Idul Fitri, menurut dia, perusahaan itu sudah mempersiapkannya. "Kami tidak bisa merinci berapa penambahan alokasi pada setiap jenis BBM itu, tapi dipastikan manajemen akan mencukupi permintaan konsumen sehingga dinyakini tidak akan ada gejolak," kata Edwin. Dewasa ini, stok BBM di Pertamina UPms I rata-rata minimal untuk kebutuhan 12 hari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007