Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan memastikan Light Rail Transit (LRT) Jakarta ramah dan layak bagi penyandang disabilitas karena fasilitas yang dibangun memperhitungkan kebutuhan masyarakat, termasuk para penyandang disabilitas.

"Kami ingin pembangunan fasilitas transportasi modern ini bisa dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali termasuk penumpang berkebutuhan khusus," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangannya Jakarta, Kamis.

Zulfikri mengatakan fasilitas modern yang disediakan LRT Jakarta, antara lain eskalator, elevator atau lift untuk penumpang berkebutuhan khusus, ramp, kamera pengintai atau CCTV, ruang medis, "guiding block"?untuk menuntun jalan penumpang tunanetra, toilet bagi difabel, serta kursi prioritas di peron maupun di dalam kereta.

Selain itu, nantinya terdapat petugas pelayanan di stasiun yang akan membantu penyandang disabilitas untuk naik dan turun kereta.

Zulfikri menjelaskan penyediaan sarana dan prasarana ramah penyandang disabilitas tersebut merupakan upaya pemerintah memenuhi haknya sesuai Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas bagi penyandang disabilitas sebelum akhirnya moda transportasi modern tersebut diresmikan tahun 2019.

Merujuk data Bappenas, kata dia, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia, diperkirakan sekitar 15 persen dari jumlah penduduk yakni sekitar 36 juta jiwa.

Sedangkan di Jakarta, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, pada 2015 tercatat jumlah penyandang disabilitas di ibukota mencapai 6.003 jiwa.

"Hal ini juga menjadi perhatian kami. Karenanya pemenuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas akan dilakukan di seluruh stasiun LRT," katanya.


Uji Coba

Sementara itu, saat ini LRT Jakarta koridor 1 fase 1 tengah telah dioperasikan secara terbatas.

Operasional dalam rangka uji coba LRT antara Stasiun Velodrome hingga Stasiun Mal Kelapa Gading tersebut berlangsung selama 30 hari kalender yaitu 21 Agustus hingga 20 September 2018.

Operasional terbatas yang dimaksud adalah penumpang yang diangkut merupakan undangan dan bukan masyarakat umum.

Penumpang tidak dikenakan tarif alias gratis. Selama masa uji coba, hanya satu train set yang digunakan untuk bolak balik antara Stasiun Velodrome menuju Stasiun Kelapa Gading sejauh 4,7 kilometer tersebut.

"Ada lima stasiun yang dilalui yakni Stasiun Velodrome, Stasiun Pacuan Kuda, Stasiun Pulomas, Stasiun Kelapa Gading Boulevard dan Stasiun Mal Kelapa Gading. Kelima stasiun tersebut hingga saat ini masih dalam proses pembangunan," tutur Zulfikri.

Dia mengatakan LRT Jakarta tersebut akan terus dievaluasi sampai dinyatakan laik dioperasikan untuk umum.

PT Jakarta Propertindo wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan pembangunan LRT setelah pelaksanaan uji coba pengoperasian.

Baca juga: LRT harus bisa digunakan seluruh kalangan

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018