Islamabad (ANTARA News) - Seorang pembom bunuh diri pada Senin menabrakkan mobil penuh peledak ke gardu pemeriksaan tentara di provinsi Garis Depan Baratlaut Pakistan, sehingga menewaskan dua tentara dan melukai 16 orang lainnya, kata tentara Pakistan. Pembom itu juga tewas dalam serangan di luar kota Thal tersebut, yang terletak di utara ibukota provinsi itu, Peshawar, kata juru bicara tentara Pakistan, Mayor Jenderal Waheed Arshad. Dalam kejadian terpisah, bom jalanan diledakkan saat iringan tentara bergerak ke barat dari kota Tank di propinsi sama. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, kata Arshad. Terjadi peningkatan tajam dalam serangan oleh pejuang pendukung Taliban terhadap pasukan keamanan di propinsi itu sejak pasukan pemerintah menyerbu masjid Merah di Islamabad bulan Juli dan suku setempat di daerah perbatasan dengan Afganistan menarik diri dari kesepakatan perdamaian. Sementara itu, para pejuang pada Minggu (19/8) sepakat membebaskan 15 anggota perlawanan rakyat, yang diculik di daerah perbatasan Waziristan Selatan sepuluh hari lalu, kata suratkabar "Fajar", mengutip keterangan juru runding suku. Satu tentara dikayau sebelumnya oleh penculiknya, yang menuntut pembebasan rekan pejuangnya dari penjara Pakistan. Sisa anggota Korsa Garis Depan akan dibebaskan beberapa hari mendatang, kata perunding itu. Seorang pembom bunuh diri menabrakkan mobil membawa bom ke iringan pasukan keamanan Pakistan di daerah rusuh baratlaut, menewaskan dirinya dan mencederai lima tentara, kata polisi. Serangan itu terjadi di daerah Tank, yang berbatasan dengan Waziristan Selatan, tempat puluhribuan tentara Pakistan digelar untuk memburu gerilyawan Taliban dan pejuang Alqaida, yang berlindung di wilayah tersebut. "Pembom itu menabrakkan mobilnya ke iringan tersebut, yang mengakibatkan lima tentara cedera," kata perwira tinggi polisi Tank, Amir Abdullah, kepada kantor berita Prancis (AFP). Kendaraan itu membawa tentara dari Tank ke kota Jandola ketika pembom tersebut menabrakkan mobilnya ke iringan mereka, sebelum mobilnya meledak, katanya. Sebelumnya, pasukan Pakistan membunuh empat orang diduga gerilyawan dalam bakutembak setelah serangan roket ke kedudukan mereka pada Kamis malam di Waziristan Selatan, kata pejabat setempat. Baku tembak antara pasukan keamanan dan pejuang dilaporkan terjadi tiap hari di daerah kacau itu sejak perjanjian perdamaian, yang ditandatangani pemerintah dengan kelompok pendukung Taliban pada September tahun lalu, ambruk pada Juli. Sedikit-dikitnya 14 orang, termasuk 10 gerilyawan pendukung Taliban dan empat prajurit, Kamis tewas dalam serangan terhadap iringan tentara dan ledakan bom jalanan di daerah suku bergolak Pakistan, yang berbatasan dengan Afganistan, kata pejabat. Pasukan keamanan didukung helikopter meriam terlibat bakutembak dengan gerilyawan setelah iringan mereka diserang di kawasan pegunungan ketika dalam perjalanan dari Jandola ke Wana, kota utama di daerah suku Waziristan Selatan. Sementara itu, sesepuh suku mengadakan perundingan atas nama pemerintah dengan gerilyawan, yang pekan sebelumnya menculik 16 prajurit perlawanan rakyat di daerah tersebut dan menuntut pembebasan 10 orang mereka, yang ditahan. Mayat terpotong dari salah satu sandera itu sudah ditemukan. Seorang sesepuh suku pendukung pemerintah tewas akibat ledakan ranjau darat di kawasan suku lain Bajaur. Supirnya juga tewas, sementara dua pengawalnya cedera. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007