"Saya kira yang paling penting kita harus waspada..."
Jakarta, 5/9 (Antara) - Presiden Joko Widodo mengatakan ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.

"Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita, current account defisit bisa kita selesaikan," kata Jokowi dalam sambutannya saat realisasi ekspor kendaraan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di IPC Car Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu.

Menurut Presiden, dirinya telah memerintahkan menteri di bidang ekonomi untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan selama 1 tahun.

Dengan peningkatan ekspor, maka devisa negara akan meningkat dan neraca perdagangan makin stabil, jelas Jokowi.

Selain itu, Kepala Negara menilai pelemahan kurs mata uang global terjadi karena faktor eksternal yaitu kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan perang dagang antara AS dengan Tiongkok.
   
Presiden menjelaskan untuk menghadapi hal itu, koordinasi dengan para pelaku ekonomi menjadi kunci untuk kestabilan ekonomi dalam negeri.
   
"Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati hati. Saya selalu melakukan koordinasi di sektor fiskal, sektor moneter, dan sektor industri, pelaku-pelaku usaha," kata Jokowi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.920 dibanding posisi sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.Baca juga: Kurs rupiah kembali melemah, tembus Rp14.920

Baca juga: Analis: Sentimen negatif tinggi, akan cukup mudah rupiah tembus Rp15.000

Baca juga: Peneliti: Jangan cemas berlebihan terkait pelemahan rupiah


Baca juga: Sandiaga ajak bantu pemerintah atasi pelemahan rupiah

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018