Tokyo (ANTARA News) - Surplus perdagangan Jepang menyusut lebih besar dari perkiraan sebesar 21,1 persen pada Juli dari periode sama tahun lalu, terpukul oleh tingginya beban impor minyak dan turunnya ekspor ke Amerika Serikat (AS), kata pemerintah Jepang, Rabu. Para analis mengatakan, penguatan yen kemungkinan akan menjaga surplus berada di bawah tekanan pada bulan-bulan mendatang, sementara masalah pasar perumahan AS di AS juga akan menghambat ekspor. Surplus perdagangan Jepang turun menjadi 671,22 miliar yen (5,9 miliar dolar AS) bulan lalu, penurunan tahun-ke-tahun pertama dalam sembilan bulan dan jauh di bawah perkiraan pasar 764 miliar yen, kata kementerian keuangan. Ekspor dari ekonomi terbesar kedua di dunia ini meningkat 11,7 persen berdasarkan nilainya menjadi 7,06 triliun yen, sementara impor naik 16,9 persen menjadi ke rekor 6,39 triliun yen. Ekspor otomotif meningkat 12,8 persen menjadi 1,17 triliun yen meski pengapalan kendaraan bermotor ke pasar AS turun 1,3 persen. Ekspor produk baja meningkat 19,7 persen menjadi 349,5 miliar yen. Gempa bumi di barat laut Tokyo bulan lalu, telah mengganggu pasokan utama bagian-bagian mobil sehingga menekan ekspor mobil, kata pejabat. Sementara itu, impor minyak mentah meningkat 14,9 persen menjadi 1,08 triliun yen, dengan impor logam non besi naik 59,6 persen menjadi 215,8 miliar yen. Surplus perdagangan Jepang kemungkinan turun lagi pada Agustus dan September menyusul meningkatnya yen terhadap dolar AS baru-baru ini, yang menurunkan daya saing barang-barang Jepang di luar negeri, kata para analis, demikian laporan AFP. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007