Jakarta (ANTARA News) - Koalisi partai politik pengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih menemukan 6,8 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda, berdasarkan hasil penyisiran yang dilakukan tim internal.

"Kami melakukan validasi, ada kejelasan yaitu masih ada 6,8 juta DPT ganda. Ini masih bergulir terus, kemungkinan bisa berkurang lagi," kata Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno di Rumah Pemenangan PAN, Jalan Daksa, Jakarta, Senin malam.

Dia menjelaskan rapat sekjen parpol koalisi Prabowo-Sandiaga pada Senin sore melakukan validasi dan penyisiran atas DPT yang diberikan KPU yang memberikan waktu 10 hari untuk melakukan perbaikan.

Menurut dia, sebelumnya tim koalisi menemukan 25 juta DPT ganda sehingga ketika jumlahnya turun menjadi 6,8 juta maka itu ada perkembangan signifikan.

"Sebelum KPU menetapkan DPT, kami menemukan 25 juta DPT ganda. Lalu saat ini setelah ditetapkan dan KPU memberikan waktu 10 hari penyisiran maka kami temukan 6,8 juta DPT ganda, itu kemajuan signifikan," ujarnya.

Dia berharap di batas akhir waktu 10 hari waktu perbaikan DPT, didapatkan angka yang benar-benar bisa disepakati kedua belah pihak.

Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengatakan koalisi Prabowo-Sandiaga menemukan 6,8 juta DPT ganda dari data KPU namun memberikan apresiasi kepada lembaga tersebut terbuka untuk perbaikan DPT.

Dia mengatakan parpol koalisi Prabowo-Sandiaga memberikan konsentrasi penuh terkait isu DPT itu karena bisa menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan kalau tidak ada usaha untuk memperbaikinya.

"Jadi supaya pemilu benar-benar jujur dan adil serta tidak ada asumsi akan diselewengkan, kami dari koalisi Prabowo-Sandiaga bertekad dan berkomitmen selalu memperjuangkan agar ini bisa segera clear," katanya.

Hadir dalam pertemuan antar sekjen parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga pada Senin malam yaitu Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018