Surabaya (ANTARA News) - Pebulutangkis Soni Dwi Kuncoro mengaku tidak berkecil hati, meski tidak mendapatkan bonus dari Pengurus Besar PBSI maupun pemerintah usai menjadi "runner up" kejuaraan dunia 2007 di Malaysia belum lama ini. Pernyataan itu disampaikan Soni Dwi Kuncoro kepada wartawan usai menerima pemberian bonus dan tali asih dari Walikota dan KONI Kota Surabaya, KONI Jawa Timur dan masyarakat bulutangkis Jatim di Surabaya, Kamis petang. "Penghargaan dan hadiah akan datang dengan sendirinya. Tahun ini saya memang belum berhasil menjadi juara dunia, tapi mudah-mudahan kedepan bisa saya rebut," katanya. Bonus yang diterima pebulutangkis asal PB Suryanaga Gudang Garam (SNGG) Surabaya itu lebih dari Rp40 juta. Hadir dalam acara itu diantaranya Ketua Harian KONI Jatim Soekarno Marsaid, Ketua KONI Surabaya Saleh Ismail Mukadar dan Ketua Pengda PBSI Jatim Yacob Rusdianto. "Perhatian yang begitu besar dari masyarakat Surabaya, mudah-mudahan bisa memacu saya untuk lebih berprestasi di masa mendatang," kata Soni yang didampingi ayahnya, Sumadji. Pada kejuaraan dunia di Malaysia yang berakhir pekan lalu, Soni Dwi Kuncoro kalah "straight set" dari pemain nomor satu dunia asal Cina, Lin Dan dengan skor 11-21, 20-22. Sebelum menuju partai puncak, Soni yang saat tampil pada kejuaraan itu sedang didera cedera punggung, mengalahkan sejumlah pemain top dunia, diantaranya Lee Chong Wei (Malaysia), Peter Gade (Denmark) dan Chen Yu (Cina). Soni Dwi Kuncoro menjadi penyelamat sektor tunggal putra Indonesia, setelah Taufik Hidayat dan Simon Santoso kandas. Tapi perjuangan Soni merebut gelar juara dunia untuk pertama kalinya sepanjang kariernya dihentikan Lin Dan. Indonesia merebut dua gelar pada kejuaraan dunia itu, yakni melalui Nova Widianto/Lilyana Natsir (ganda campuran) dan Markis Kido/Hendra Setiawan (ganda putra). Kedua pasangan itu langsung mendapat kucuran bonus dari PB PBSI setelah tiba dari Malaysia. "Kami sungguh kecewa dengan sikap PB PBSI yang kurang menghargai perjuangan atlet. Kenapa hanya sang juara dunia yang diberi penghargaan, sementara perjuangan Soni menuju final juga tidak ringan," kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengda PBSI Jatim, Ferry Stewart. Ia mengemukakan sikap pilih kasih yang ditunjukkan PB PBSI, bisa menimbulkan kecemburuan dan ketidak-harmonisan di kalangan atlet Pelatnas. "Apalagi dalam waktu dekat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber," kata Ferry. Ketua KONI Kota Surabaya Saleh Ismail Mukadar mengajak kalangan pengusaha di Surabaya untuk peduli dengan prestasi yang telah diraih para atlet dalam berbagai kejuaraan internasional. "Saya berharap setelah ini, akan ada pihak lain atau pengusaha yang simpatik dengan perjuangan Soni Dwi Kuncoro. Meski kali ini gagal meraih juara dunia, tapi prestasinya menembus final patut dihargai setimpal," katanya. Ketua Komisi E DPRD Jatim ini mengusulkan kepada KONI Jatim untuk mengalokasikan "reward" khusus kepada atlet daerah yang mencatat prestasi di ajang internasional. "Saya pikir bonus rumah sangat pantas untuk mereka yang jadi juara dunia atau kejuaraan internasional lain, selain uang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007