Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, pembentukan holding BUMN pertambangan tetap diproses meskipun terganjal banyak aturan. "holding BUMN tambang masih jalan terus tetapi tidak semudah itu (merealisasikannya)," kata Sofyan Djalil di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, BUMN memiliki banyak aturan dan ruang gerak yang terbatas dalam kerangka kepatuhannya pada ketentuan pemerintah sebagai pemegang saham. Namun, meski begitu pihaknya tetap optimistis realisasi holding BUMN pertambangan yang direncanakan bernama Indonesia Resource Company (IRC) tersebut dapat terlaksana akhir 2007. "Kita akan usahakan tahun ini," kata Menteri. Diberitakan sebelumnya bahwa Kantor Menteri BUMN telah mengirim surat kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengenai rencana pembentukan holding BUMN pertambangan yakni Antam, Timah, dan Bukit Asam. Surat itu dikirim ke Bapepam pada 25 Januari 2006 dengan nomor S-6/ D4.NBU-2006. IRC direncanakan sebagai gabungan tiga BUMN tambang, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk., dan memasukkan pengelolaan saham minoritas di PT Freeport Indonesia dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di bawah induk BUMN pertambangan itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007