Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) pada Sabtu melaporkan bahwa sedikit-dikitnya 600 orang meninggal atau hilang, menyusul banjir yang menyebabkan kerusakan sangat besar pada semua sektor ekonomi. Sedikit-dikitnya 600 meninggal atau hilang dan ribuan lainnya cedera, lapor Kantor Berita resmi Korut (KCNA) yang mengutip data Badan Pusat Statistik negara itu. Badan yang melakukan penilaian paling menyeluruh itu menyebutkan bahwa sejauh ini hujan lebat "menyebabkan kerugian materi yang sangat besar serta mendatangkan kesulitan yang belum pernah terjadi dalam kehidupan rakyat dan pembangunan ekonomi." Badan itu juga mengemukakan sedikit-dikitnya rumah 240 keluarga hancur sebagian atau seluruhnya, paling tidak 100 ribu orang benar-benar menjadi tunawisma dan 900 ribu orang terkena dampak banjir. Kira-kira 200 ribu hektar tanaman pangan tenggelam, terkubur lumpur atau hanyut begitu saja sebelum sempat dipanen. Sebelum banjir, Korut sudah kekurangan makanan sebanyak satu juta ton atau 20 persen dari kebutuhannya. Mereka mengandalkan bantuan internasional untuk membantu menutupi kekurangan itu. KCNA menyebutkan lebih dari delapan ribu bangunan milik negara, sekolah, fasilitas kesehatan, dan pembenihan, hancur sebagian maupun seluruhnya. Hal serupa terjadi pada lebih dari seribu fasilitas produksi besar seperti kompleks-kompleks pertambangan dan pabrik. KCNA melaporkan "kerusakan berat di semua sektor ekonomi nasional." Ekonomi Korut menyusut 1,1 persen pada tahun lalu, sebagian akibat banjir 2006 serta perselisihan internasional mengenai progam nuklirnya, tulis bank sentral negara tetangga mereka, Korea Selatan (Korsel), bulan ini. Badan-badan pertolongan mengemukakan banjir pada bulan ini di Korut adalah yang terburuk dalam satu dasawarsa. Pembukaan lahan dan penggunaan kaki bukit untuk tanaman pangan adalah penyebab utama banjir besar yang terjadi secara berkala itu. Badan Pusat Statistik Korut juga melaporkan pembangkit-pembangkit listrik mengalami kerusakan parah, termasuk tambang-tambang batu bara yang menjadi sumber energi penting. Badan itu juga menyebutkan puluhan stasiun kecil terendam sedangkan pembangkit-pembangkit listrik tenaga air rusak atau tergenang. Hampir 300 tambang batu bara mengalami banjir dan ratusan ribu ton hasil tambang itu hanyut. Sekitar 100 badan jalan maupun rel kereta api tersapu air sedangkan longsor mengubur rel kereta di sedikit-dikitnya 200 lokasi. Lebih dari 100 stasiun pompa air atau pompa air kotor juga terendam. Korsel pada Jumat telah mengumumkan bantuan baru senilai 40 juta dolar untuk menolong pemulihan negara tetangganya itu. Korsel telah mengangkut makanan maupun bantuan lainnya senilai 7,5 juta dolar melintasi perbatasan yang dijaga ketat. Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah telah mengumumkan permohonan pemberian bantuan senilai 5,5 juta dolar. Komisi Pertahanan Nasional yang diketuai pemimpin Korut, Kim Jong-Il, mengawasi operasi pembagian bantuan, tulis media pemerintah pekan ini. Hal tersebut menjadi tanda bahwa bencana itu sangat besar, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007