Kupang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, berniat menjalin kerja sama bidang perikanan dengan investor Jepang.

"Perairan Sikka menyimpan banyak kekayaan laut khususnya ikan. Ada dua jenis ikan yakni pelagis dan demersal. Oleh karena itu, kami berniat dan berupaya agar bisa menjalin kerja sama dengan Jepang," kata Bupati Sikka terpilih Fransiskus Roberto Diogo di sela persiapan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sikka oleh Gubernur NTT Viktor B Laiskodat di Aula Sasando, Kantor Gubernur NTT, Kamis.

Ia menjelaskan pelagis (pelagic fish) adalah ikan yang hidup di permukaan laut sampai kolom atau dasar perairan laut.

Sementara perikanan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan dengan alat tangkap ikan demersal antara lain jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), dan bubu.

Namun, lanjut Fransiskus, sebelum menjalin kerja sama itu, dirinya memastikan Bandara Frans Seda di Maumere bisa diperluas dalam waktu dekat.

"Hal ini perlu, mengingat jika terealisasi, maka pengangkutan ikan harus menggunakan pesawat yang penerbangannya langsung menuju ke Tokyo, Jepang, dengan membutuhkan waktu delapan setengah jam," tuturnya.

Saat ini, kata dia, sudah ada maskapai, yang sudah berniat membuka rute Sikka-Jepang. Namun karena masih menunggu perpanjangan bandara, maka masih dalam pembicaraan.

Selain itu, menurut Fransiskus, perluasan bandara nantinya juga akan mengangkat sektor pariwisata di Kabupaten Sikka, khususnya Teluk Maumere.

"Ada keterkaitan antara sektor perikanan dan pariwisata. Kalau memang sudah terhubung, maka saya yakin pariwisata Maumere akan kembali bangkit," tambahnya.

Baca juga: Ekspor NTT ke Brunei andalkan ikan tuna loin
Baca juga: Presiden Jokowi: NTT harus tingkatkan produktivitas pertanian-perikanan

 

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018