Jakarta (ANTARA News) - Inggris berniat memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di Benua Asia sebagai salah satu bentuk langkah kebijakan pasca-Brexit.

"Kami ingin mempertahankan hubungan yang kuat negara tetangga di Uni Eropa, tetapi kami juga melihat peluang besar karena Asia sedang tumbuh dan berkembang," kata Menteri Muda Inggris untuk Bidang Ekonomi, John Glen, usai bertemu dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, di Jakarta, Senin.

Politisi dari Partai Konservatif Inggris itu menjelaskan, mereka memandang penting posisi Asia terutama di bidang perbankan dan jasa keuangan seiring dengan perkembangan kelas menengah.

"Saya juga akan mengunjungi Malaysia dan Jepang, tetapi saya memulai kunjungan saya ke Indonesia terlebih dahulu dan ini merupakan pengalaman yang penting," ujar dia.

Asia merupakan rekan bisnis penting bagi Inggris, terutama dalam bidang jasa keuangan. Perdagangan antara Jepang dan Inggris bernilai 28 miliar poundsterling pada 2017, di mana Inggris mengekspor barang dan jasa senilai 13,7 miliar poundsterling.

Sementara perdagangan antara Inggris dan ASEAN juga mulai dipandang penting. Ekspor Inggris ke ASEAN tercatat bernilai 17,1 miliar poundsterling tahun lalu di mana 50,8 persennya berada di sektor finansial dan bisnis.

Dalam kesempatannya berdialog dengan Sri Mulyani, Glen juga membahas beragam isu salah satunya pembiayaan hijau (green finance).

"Kami meninjau bidang keuangan hijau, di mana kita dapat bekerja sama melalui dana kesejahteraan global (global prosperity fund) secara kooperatif dengan pemerintah Indonesia," ujar dia.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018