Jakarta (ANTARA News) - Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) sejak diterapkan sistem terbuka jalan-jalan arteri macet total saat jam kantor karena masyarakat tidak menduga kena tarif Rp6.000 untuk Golongan I. "Mahal sekali nih, baru bayar sudah kena Rp6000," kata Bobby (26), seorang karyawan di bilangan Cilandak Jakarta Selatan, Rabu yang dirinya merasa dijebak dengan kenaikan tarif tol. Menurut dia, biasanya untuk masuk dari GT Lenteng Agung ke luar GT Cilandak hanya dikenakan tarif Rp1.000, namun dengan sistem ini harus nombok Rp5.000 padahal maksudnya masuk jalan tol untuk menghindari antrian lampu merah Ragunan. Kemacetan lalulintas terjadi di hampir semua GT masuk JORR karena untuk sistem terbuka seharusnya PT Jasa Marga menyediakan GT yang memadai akan tetapi GT yang tersedia masih mengadopsi sistem tertutup. Akibat kemacetan tersebut membuat petugas Kepolisian yang biasanya menjaga di perempatan terpaksa kewalahan karena lalulintas di GT antri sampai perempatan. "Ini di luar perkiraan," ujarnya kelelahan. Sebelumnya anggota Komisi V DPR-RI Enggartiasto Lukita mengingatkan bahwa dengan sistem terbuka di JORR akan menimbulkan kemacetan karena masyarakat pengguna JORR justru untuk menghindarkan kemacetan. "Harusnya diperhitungkan dulu jumlah kendaraannya untuk jarak dekat dan jarak jauh. Karena kalau melihat profilenya sebagian besar merupakan pengguna jarak dekat yang menghindari persimpangan," ujarnya. Sampai dengan pukul 15.00 WIB kemacetan masih terjadi di GT masuk JORR serta panjangnya sudah mengganggu jalan arteri, diperkirakan kemacetan masih terjadi sampai layanan GT tidak ditambah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007