Malang (ANTARA News) - Departemen Pertahanan mendesak Departemen Keuangan untuk segera mencairkan dana bagi "retrofit" atau peningkatan kemampuan empat pesawat Hercules TNI AU yang seharusnya sudah berjalan bulan ini. "Keputusan secara teknis sudah selesai sejak tujuh bulan lalu, tetapi sekarang masih macet di Departemen Keuangan," kata Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, usai meninjau kesiapan Markas Divisi-2/Kostrad dan Pangkalan Udara Abdulrahmansaleh (ABD) di Malang, Rabu. Ia mengatakan pihaknya memahami prioritas pemerintah untuk memfokuskan alokasi anggaran yang lebih besar bagi pemulihan ekonomi dan kesejahteraaan rakyat. Namun, tambah dia, kebutuhan untuk kesiapan pesawat angkut seperti C130 Hercules juga mendesak untuk dilakukan mengingat dalam 5 - 10 tahun ke depan, pesawat tersebut sangat diperlukan baik untuk operasi militer maupun operasi militer selain perang. "Karena itu, kami tetap mendesak agar segera menyelesaikan anggaran yang digunakan untuk program tersebut," kata Dephan. sementara itu, Kepala Dinas Aero Angkatan Udara Marsekal Pertama Sunaryo HW mengatakan seharusnya program retrofit empat pesawat Hercules yang menelan anggaran sebesar 51 juta dolar Amerika sudah harus dimulai Agustus 2007. "Namun dengan belum adanya keputusan dari Depkeu, kemungkinan besar program tersebut akan tertunda," ujarnya. Sunaryo menambahkan program retrofit tersebut masuk dalam kredit ekspor (KE) 2004 -2009 yang dialokasikan bagi TNI AU. Retrofit empat pesawat Hercules tersebut menggunakan KE 2004 senilai 45 juta dolar Amerika dan KE 2006 senilai 6 juta dolar Amerika Sebelumnya pada 21 Februari 2007, Sunaryo mengatakan, "retrofit" empat pesawat C-130 Hercules itu akan dilakukan bersama pihak Singapore Technical Industry (STI) sebagai bengkel "retrofit" pesawat angkut tersebut. Ia menjelaskan, dua unit C-130 Hercules pertama akan di-"retrofit" di Singapura, sekaligus mengirimkan teknisi TNI AU untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat Hercules. Peningkatan kemampuan pesawat Hercules TNI AU yang dilakukan di Singapura mencakup perbaikan airframe (badan pesawat), modifikasi avionik dan modifikasi mesin. "Retrofit dua pesawat Hercules terakhir akan dilakukan di Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh yang mencakup peningkatan kemampuan mesin dari T56-7 ke T56-15 atau ditingkatkan dari tipe B ke tipe H," kata Sunaryo. Sementara itu, peningkatan kemampuan yang dilakukan di Depo Pemelihartaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, mencakup perbaikan badan pesawat dan modifikasi avionik. "Peningkatan kemampuan dua Hercules di Depo 10 dan 30 sudah dilakukan sepenuhnya oleh teknisi-teknisi TNI AU yang sebelumnya dikirim ke Singapura," katanya. Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal Herman Prayitno, mengatakan bahwa "retrofit" pesawat C-130 Hercules itu merupakan program prioritas TNI AU pada tahun anggaran 2007. Program prioritas tahun anggaran 2007 TNI AU lainnya, menurut dia, adalah penambahan enam pesawat tempur Sukhoi beserta persenjataannya, pesawat maritim Patrol Air Craft, serta pembangunan tiga unit radar pertahanan udara untuk wilayah timur Indonesia. "Kita juga akan melakukan penambahan helikopter NAS 332 Super Puma serta pengadaan pesawat latih KT-1B," demikian Kasau.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007