Bantuan asing yang sangat diharapkan saat ini adalah ...
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyampaikan ada lima jenis bantuan dari pihak asing dan internasional yang paling diperlukan saat ini untuk penanggulangan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Bantuan asing yang sangat diharapkan saat ini adalah pesawat terbang angkut, tenda, 'water treatment', genset, rumah sakit lapangan beserta peralatan medisnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis. 

Menurut Arrmanatha, sebanyak 18 negara sudah menyampaikan bantuan dan daftar barang bantuan yang diberikan secara detil. Negara-negara tersebut, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Australia, Vietnam, Thailand, China, Korea Selatan, Arab Saudi, Malaysia, Selandia Baru.

Selain itu, bantuan untuk penanggulangan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah juga datang dari dua organisasi internasional, yaitu UNDP dan ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Center.

Untuk bantuan asing yang masuk ke Indonesia, pemerintah RI sampai dengan Kamis (4/10) pukul 15.00 WIB sudah memberikan izin terbang masuk ke wilayah Indonesia (flight clearance) untuk 20 pesawat dari 11 negara. 

"Walaupun 'flight clearance' sudah diberikan, belum tentu pesawat-pesawat berisi bantuan itu bisa segera masuk mengingat kapasitas bandara yang mungkin belum bisa menampung semua," ujar Arrmanatha.

Untuk itu, pihak Kementerian Luar Negeri membantu koordinasi pemberian bantuan internasional di lapangan yang masuk melalui bandara di Balikpapan sebagai pintu masuk (entry point) untuk bantuan asing.

Selanjutnya, pemerintah mengharapkan agar bantuan asing yang masuk ke Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan siap didistribusikan langsung ke wilayah-wilayah terdampak bencana.

"Kami harapkan bantuan asing ke Indonesia itu  sudah sesuai dengan yang dibutuhkan dan bersifat mandiri," kata Arrmanatha.

Baca juga: Indonesia terima bantuan dari empat negara untuk Palu
Baca juga: Pemerintah hanya terima enam bentuk bantuan 

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018