Apresiasi dolar AS secara global berdampak negatif pada mata uang rupiah, dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja emiten
Jakarta, (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup melanjutkan pelemahan di tengah antisipasi kinerja emiten.

IHSG ditutup melemah 111,11 poin atau 1,89 persen menjadi 5.756,61. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 20,96 poin atau 2,27 persen menjadi 904,33.
Pengamat pasar modal, Aria Santoso di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa investor kembali melakukan aksi lepas saham mengantisipasi kinerja emiten di tengah penguatan dolar AS secara global.

"Apresiasi dolar AS secara global berdampak negatif pada mata uang rupiah, dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja emiten," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG yang cukup dalam ini dapat dijadikan kesempatan investor untuk melakukan akumulasi secara selektif.

"Di tengah tekanan itu akan ada 'rebound' jangka pendek, sebagian investor akan merespon dengan melakukan aksi beli selektif.

Sementara itu, VP Research Department, Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan kinerja emiten kuartal ketiga yang akan dirilis dalam waktu dekat membuka peluang bagi IHSG untuk kembali menguat.

"Kinerja emiten kuartal ketiga diharapkan membukukan hasil positif," katanya.

Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham pada hari ini (4/10) sebanyak 435.603 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,12 miliar lembar saham senilai Rp8,36 triliun. Sebanyak 90 saham naik, 305 saham menurun, dan 99 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei melemah 135,34 poin (0,566 persen) ke 23.975,61, indeks Hang Seng melemah 467,39 poin (1,73 persen) ke 26.623,86, dan indeks Strait Times melemah 35,81 poin (1,10 persen) ke posisi 3.231,59.
Baca juga: IHSG tertekan pelemahan rupiah dan kebijakan AS-China
Baca juga: IHSG dibuka turun 20,13 poin

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018