Sydney (ANTARA News) - Para pejabat Asia Pasifik memulai pertemuan tahunan mereka di Sydney, Minggu, di bawah penjagaan keamanan yang ketat untuk membahas sejumlah persoalan dengan cakupan yang luas, mulai dari penghapusan hambatan perdagangan hingga perubahan iklim. Para pejabat senior dari forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) memulai pertemuan seminggu itu yang juga akan melibatkan menteri perdagangan dan luar negeri serta mencapai puncaknya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) para pemimpin pada 8-9 September. Dinding beton dan baja secara besar-besaran, dijuluki sebagai 'cincin baja' oleh media, telah dipasang di sekitar kota terbesar di Australia saat Sydney meningkatkan persiapannya dengan pameran keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Diskusi diperkirakan fokus pada menghidupkan kembali Putaran Doha tentang pembicaraan perdagangan global yang terhenti serta prakarsa yang didukung Amerika Serikat untuk mengkaji prospek kawasan perdagangan bebas trans-Pasifik besar-besaran yang meliputi dari China hingga Chile. Direktur Jenderal (DIrjen) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Pascal Lamy diperkirakan akan menghadiri pertemuan itu. Para pemimpin APEC juga diperkirakan akan menandatangani sebuah perjanjian yang mendesak sebuah "tujuan aspirasi" peningkatan efisiensi energi hingga 25 persen pada 2030 namun tanpa target mengikat sebagai bagian agenda lingkungan. APEC, didirikan pada 1989, beranggotakan Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksico, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. Perekonomian APEC memberikan kontribusi sebesar 56 persen terhadap produk domestik kotor global, lebih dari sepertiga populasi dunia dan lebih dari 40 persen perdagangan dunia, demikian laporan AFP. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007