Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Propinsi (Pemprop) Bali dalam upaya mengatasi kasus flu burung (Avian Influenza/AI) yang telah merengut korban jiwa, lebih meningkatkan kesiap-siagaan rumah sakit maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). "Kalau selama ini baru tiga rumah sakit yang disiapkan untuk menangani penderita AI di Bali, bila diperlukan jumlah itu dapat diperbanyak," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Aburizal Bakrie, di Jembrana, 80 km barat Kota Denpasar, Minggu. Saat tatap muka dengan jajaran Pemkab Jembrana yang juga dihadiri Gubernur Bali Dewa Made Beratha, Menko Kesra mengatakan, kesiap-siagaan rumah sakit dan jajaran kesehatan sangat penting dalam memberikan pertolongan secara maksimal terhadap masyarakat termasuk penderita yang diduga terkena virus mematikan. Pemprop Bali sejak dini telah mengatisipasi merebaknya virus AI, antara lain dengan menyiapkan ruangan khusus Nusa Indah RSUP Sanglah Denpasar. Ruangan khusus tersebut juga dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendukung yang memadai serta tenaga medis dan dokter yang telah terlatih untuk menangani penderita AI. Selain RSUP Sanglah, dua rumah sakit lainnya juga telah dipersiapkan untuk menangani penderita flu burung masing-masing RSUD Kabupaten Tabanan dan Gianyar. Sejumlah Puskesmas juga telah dipersiapkan untuk itu, termasuk menyediakan obat Tamiflu, pil khusus bagi penderita yang diduga terinfeksi AI. Di samping itu, Pemprop dalam mengantisipasi merebaknya kasus AI juga telah melakukan berbagai upaya antara lain "spraying" (penyemprotan) secara massal, vaksinasi unggas dan melakukan pemusnahan terhadap unggas yang dicurigai tertular virus AI. Pemprop Bali juga menutup perdagangan unggas dari luar Bali, baik dari Pulau Jawa maupun dari Nusa Tenggara Barat. Di pintu-pintu masuk Bali setiap kendaraan mendapat pemeriksaan secara ketat. Pemeriksaan itu dimaksudkan sebagai upaya pencegahan agar tidak ada unggas dan jenis burung lainnya yang terinveksi AI bisa lolos ke Pulau Dewata. Berdasarkan data RSUP Sanglah, sejak flu burung diketahui merebak pertengahan Agustus lalu di Bali, dua pasien positi AI meninggal dunia, atas nama Ni Luh Putu Sri Windiani (29), warga asal Negara, Kabupaten Jembrana, serta Ni Luh Putu Srinadi (28), penduduk Kediri, Kabupaten Tabanan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007