Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperkirakan Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2050, jika melakukan berbagai perubahan yang signifikan. "Estimasi saya dengan semua faktor yang kita miliki, kita akan sampai pada kondisi itu pada tahun 2050, asalkan kita melakukan perubahan yang signifikan," kata Presiden saat menyampaikan kuliah umum di Kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jatim, Selasa. Dalam Kuliah Umum yang bertema "Transformasi Indonesia dalam Era Globalisasi", Presiden mengatakan untuk mencapai cita-cita tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain pertama, membangun bangsa dan negara secara terpadu dengan memberikan kelonggaran pada daerah untuk membangun dirinya. Kedua, memadukan sumber daya alam dengan sumber daya pengetahuan. Ketiga, menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai pertumbuhan yang berkeadilan. "Saya tidak percaya dengan konsep 'trickle down effect' karena banyak negara berkembang yang gagal karena menerapkannya. Sejak awal kita harus hadirkan ekuiti dalam pertumbuhan yang kita bangun," kata Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono itu. Strategi lain yang harus dilakukan, lanjut Yudhoyono, adalah memperkokoh pertahanan dan kemandirian bangsa dan meningkatkan kerjasama Internasional yang konstruktif serta mendorong peran dan kontribusi semua elemen bangsa dalam pembangunan. Presiden juga menguraikan bahwa dalam jangka menengah yakni 10 tahun mendatang, sebelum menuju tahun 2050, ada beberapa target yang harus dicapai dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Target tersebut adalah pengurangan kemiskinan secara tajam, pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan, peningkatan good governance seraya menegakkan penerapan hukum, peningkatan sistem demokrasi yang harmoni serta memenangi kompetisi dalam globalisasi. Dijelaskannya, dalam 10 tahun ke depan pengurangan kemiskinan menjadi prioritas utama dengan meningkatkan penghasilan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta menciptakan lapangan kerja, yang antara lain dilakukan dengan meningkatkan hubungan baik antara pemerintah, dunia usaha dan pekerja. Selain itu, peningkatan ketahanan pangan dan ketahanan energi juga menjadi sasaran pemerintah serta mengajak pemerintah daerah dan masyarakat dalam membangun pertahanan dan keamanan yang stabil. Optimis dan aktif Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta semua masyarakat untuk bersikap optimis dalam mengatasi segala masalah dalam rangka meningkatkan pembangunan nasional. "Setiap masalah ada jalan keluar atau solusinya. Kalau mau maju harus menjadi bangsa yang optimis," katanya. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengemukakan upaya membangun bangsa dan negara tidak hanya menghadapi tantangan dari domestik saja, tetapi juga dari lingkungan global. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah terus berusaha terlibat aktif dalam hubungan baik secara kelembagaan maupun secara bilateral dengan berbagai negara lain. Hadir dalam acara tersebut, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menkominfo Muhammad Nuh, Rektor Unair Prof Fasich. Usai memberikan Kuliah Umum di Unair, sekitar pukul 2.14 WIB Presiden dan rombongan akan meninggalkan Surabaya menuju Jakarta. (*)

Copyright © ANTARA 2007