Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Surya Paloh, meminta Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memanggil mantan Ketua Umum Akbar Tadjung untuk memberi klarifikasi atas pernyataannya dalam ujian mempertahankan desertasinya di Universitas Gajah Mada (UGM) yang memunculkan polemik di kalangan kader partai. "Sebagai Ketua Dewan Pembina saya instruksikan DPP untuk secepatnya memanggil Akbar Tadjung," kata Surya Paloh di Jakarta, Rabu, mengenai polemik antara Akbar Tadjung dan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla. Menurut Surya Paloh, partai memiliki kewenangan untuk memanggil mantan ketua Umum Akbar Tandjung, mengingat hingga saat ini Akbar Tandjung masih tercatat sebagai anggota partai berlambang pohon beringin tersebut. "Akbar Tandjung masih anggota. Apa masih mau jadi anggota ?" kata Surya Paloh dengan nada tinggi. Surya mempertanyakan apakah pernyataan Akbar Tandjung, khususnya soal saudagar tak memiliki visi yang panjang dalam memimpin partai. Menurut Surya Paloh, pernyataan Akbar Tandjung yang dimasukkan dalam desertasi gelar doktor tersebut dirasakan tidak pas. "Barangkali Akbar Tandjung lagi sakit perut atau gimana. Yaa nanti kita kasih obatlah," kata Surya Paloh, sambil melirik Sekjen DPP Partai Golkar, Soemarsono yang berada di sampingnya. Sementara itu, Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono mengatakan untuk pemanggilan Akbar Tandjung belum diputuskan dan akan dibicarakan dahulu dalam rapat harian DPP. Menurut Soemarsono, sebenarnya setiap kader partai sah-sah saja memberikan pernyataan. "Tapi ini tesis, dalam forum ilmiah. Jangan forum ilmiah jadi alat politik atau dipolitisir. Jangan forum akademisi dijadikan alat politik," kata Soemarsosno. Karena itu, tambahnya, UGM sebenarnya harus melihat hal tersebut. Jangan sampai forum ilmiah UGM dijadikan ajang politik sehingga mendegradasi gelar akademis itu. (*)

Copyright © ANTARA 2007