Sydney (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan pertemuan bilateral dengan kepala negara dan pemerintahan Amerika Serikat, Chile, Meksiko, Australia, Papua New Guinea, Cina, dan Korea Selatan di sela-sela KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007. Rencana pertemuan bilateral Kepala Negara dengan mitranya dari tujuh anggota ekonomi APEC itu disampaikan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda kepada wartawan yang menemuinya di lobi Hotel "Four Season" Sydney tempat menginap bersama sejumlah anggota delegasi RI, Rabu malam. Menlu Wirajuda tidak merinci isu-isu yang akan dibahas oleh Presiden Yudhoyono dengan para mitranya itu secara rinci, namun agenda pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), George Walker Bush, terkait dengan isu perubahan iklim dan dengan Perdana Menteri Australia John Howard tentang masalah kerja sama reforestasi. Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Jakarta mengatakan, pertemuan bilateral Presiden Yudhoyono dengan Presiden Bush itu akan berlangsung pada Sabtu pagi (8/9 dan keduanya akan membahas berbagai isu bilateral, regional dan internasional, termasuk perubahan iklim. Namun demikian, Dino menjelaskan, rencana pertemuan kedua kepala negara itu masih terus dibicarakan untuk dirampungkan. "Tetapi yang sudah dikonfirmasi adalah pembicaraan soal "climate change" karena Indonesia sangat berkepentingan soal masalah perubahan iklim terkait ancaman pemanasan global, sedangkan AS merupakan salah satu negara yang memberi inisiatif soal isu tersebut," ujar Dino. Menurut Dino, perhatian AS terhadap isu pemanasan global juga ditunjukkan dengan rencana negara adidaya itu memasukkan agenda "climate change" pada pertemuan "Major Economist" di Washington DC, pada 27 September 2007. "Pertemuan "Major Economist" yang merupakan inisiatif AS itu akan mengundang Indonesia sebagai negara yang memiliki peran penting dalam diplomasi perubahan iklim," ujar Dino. Terkait dengan kerja sama Indonesia-Australia dalam mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, Canberra telah berkomitmen memberikan bantuan sebesar Rp77 miliar atau 10 juta dolar Australia untuk mendukung upaya penanggulangan pembabatan hutan dan penanganan hutan yang berkelanjutan. Isu perubahan lingkungan menjadi agenda utama forum kerja sama ekonomi yang kini memiliki 21 anggota ekonomi, yakni Indonesia, Australia, AS, Brunei, Kanada, Chile, RRC, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007