"Bebas berpikir bukan berarti bebas berperilaku. Artinya kembangkan kreativitas memanfaatkan semua teknologi yang ada," katanya dalam kuliah umum di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Senin.
Menurutnya teknologi yang membuat arus informasi tidak lagi bersekat memang memiliki bahaya, terutama pada berita-berita palsu yang berseliweran setiap hari.
Tetapi sebagai generasi yang melek teknologi mahasiswa milenial tidak boleh menerima semua informasi itu bulat-bulat dan harus bisa memilah dan memanfaatkannya untuk kemajuan dirinya, bangsa, dan negara.
Kemampuan untuk memilah informasi itu menurutnya menjadi salah satu syarat bagi generasi milenial untuk melatih pola pikir menjadi generasi yang bermartabat.
Ia mengingatkan saat ini informasi palsu atau hoaks sudah sangat mengkhawatirkan. Korbannya tidak hanya orang awam tetapi juga orang-orang yang berpendidikan tinggi.
Karena itu ia berpesan kepada mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, agar dapat menjadi generasi yang tidak mudah terjerumus pada arus informasi yang menyesatkan itu.
"Jangan percaya hasutan-hasutan orang. Jangan percaya dengan yang mengadu domba. Yakini menurut hati nurani, bahwa apa yang ditulis orang sabagai fitnah harus dijauhkan dari kita. Ada orang-orang jahat yang sengaja mengadu domba anak-anak bangsa, terutama anak-anak milenial," ujarnya.
Selain memberikan kuliah umum, Oesman Sapta juga meluncurkan Lembaga Darul Quran Baitul Ikmah dan meresmikan Masjid Baitul Hikmah di UIN Imam Bonjol Padang.
Masjid tersebut telah selesai direnovasi serta dibangun sebuah menara. Setelah meresmikan, Oesman Sapta meminta agar keberadaan masjid ini dapat meningkatkan keimanan dan kualitas mahasiswa di UIN Imam Bonjol Padang sebagai generasi milenial.
Baca juga: OSO pastikan caleg Hanura bersih 100 persen
Baca juga: Badan Pengawas Pemilu gelar sidang laporan OSO Senin
Baca juga: OSO bertekad besarkan Gebu Minang
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
