Jakarta (ANTARA News) - Asisten Manajer Lion Air Group Tri Siswoyo mengatakan pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur akan beroperasi hingga 10 November.

“Sebelumnya saya menginformasikan, pusat krisis akan beroperasi hingga Jumat. Namun keputusannya kemarin, posko akan dibuka sampai 10 November,” sebut Tri saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu.

Namun mulai Rabu siang, posko di Bandara Halim Perdanakusuma tidak lagi melayani laporan dan pendataan keluarga korban.

Pasalnya, posko akan dialihfungsikan sebagai pusat logistik dan koordinasi distribusi personel.

Pusat pendataan dan informasi, menurut Tri, dialihkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan Hotel Ibis Cawang, tempat keluarga korban menginap.

Di Hotel Ibis Cawang, Tri menyebut, ada jajaran dari Biro Hubungan Masyarakat Lion Air Group yang akan memberi informasi terbaru mengenai proses pencarian dan evakuasi korban di Tanjung Karawang.

“Untuk humas, silakan menghubungi Danang Mandala Prihantoro dan Ramaditya Handoko. Keduanya sekarang dapat ditemui di Hotel Ibis Cawang,” sebut Tri.

Hingga Rabu pagi, masih ada tiga perwakilan keluarga korban yang datang ke pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma untuk mencari keterangan. 

Petugas di pusat krisis pun masih menerima keluarga korban yang datang, dan melakukan pendataan untuk kemudian dicocokkan dengan manifes penumpang.

Setelah menerima keluarga, petugas di pusat krisis mengarahkan agar keluarga korban langsung mendatangi Hotel Ibis Cawang dan RS Polri untuk informasi lebih detail soal korban.

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Senin pagi. Angkutan udara itu membawa sebanyak 178 penumpang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, satu pilot, satu kopilot, enam pramugari aktif, dan tiga awak kabin masa percobaan.

Baca juga: Posko JT 610 Halim Perdanakusuma untuk konsolidasi logistik dan personel
Baca juga: RS Polri upayakan rekonstruksi jasad korban JT 610
Baca juga: Tim pencari deteksi objek yang diduga badan Lion Air JT 610


Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018