Bagdad (ANTARA News) - Dua lagi tentara Amerika Serikat tewas akibat luka dari ledakan bom di dekat kendaraan mereka di propinsi Salahudin, Irak utara, kata tentara negara adidaya itu hari Kamis. Tiga tentara lain cedera akibat peristiwa tersebut, yang terjadi hari Rabu, kata pernyataan tentara. Kematian terkini itu membuat jumlah tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan pada Maret 2003 menjadi 3.740 orang, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Dalam bulan September, yang belum sepekan ini, tujuh tentara Amerika Serikat sudah tewas di Irak. Tentara Amerika Serikat menuduh Iran memasok peledak penyusup (EEP), bom maut penghancur kendaraan lapis baja, kepada pejuang Syiah untuk menyerang balatentara negara adidaya itu. EEP sudah menewaskan sejumlah tentara Amerika Serikat di dan di sekitar Bagdad saat ribuan serdadu ditempatkan dalam gerakan untuk menumpas pejuang Arab Sunni dan Syiah. Iran membantah melatih atau memasok senjata kepada pejuang itu. Tentara Amerika Serikat akan memakai bulan suci Ramadan sebagai pertanda utama untuk kemungkinan mengurangi jumlah pasukannya di Irak, kata panglima utama tentara hari Selasa. Ramadan, yang tahun ini dimulai sekitar 12 September, disukai pejuang sebagai saat untuk melancarkan serangan gencar terhadap pasukan keamanan dan warga di seluruh negeri terkoyak perang itu. Pada senin, dalam lawatan mendadak ke propinsi Anbar, Irak barat, Presiden Amerika Serikat George W Bush mengisyaratkan bahwa jumlah tentaranya di negara itu dapat dikurangi jika keadaan keamanan saat ini terpelihara. "Jika jenis keberhasilan seperti kita lihat sekarang berlanjut, adalah mungkin menjaga tingkat sama keamanan dengan lebih sedikit pasukan Amerika Serikat," kata Bush sesudah bertemu dengan petinggi utamanya di pangkalan udara gurun. Bush berada dalam peningkatan tekanan Demokrat dan sejumlah anggota utama Rapublikan, yang menghendaki tentara Amerika Serikat mulai keluar Irak sesudah perang lebih dari empat tahun, yang menewaskan 3.700 di antaranya dan puluhribuan warga Irak. Lebih dari duapertiga dari orang di seluruh dunia berpikir bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat harus keluar dari Irak dalam waktu setahun, kata jajak pendapat terbitan layanan antarbangsa BBC, yang dijadwalkan disiarkan hari Jumat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007