Kudus (ANTARA News) - Supangat (26), warga Dukuh Pendem Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat (7/9) setelah ditinggal istrinya nekad mengakhiri hidup dengan cara terjun dari menara listrik setinggi 10 meter di desanya. Menurut Karji, tetangga Supangat, di Kudus, Jumat, sejak ditinggal istrinya beberapa bulan lalu, korban yang memiliki dua anak kembar usia tiga tahun itu mengalami depresi. Meski demikian, korban masih tetap bekerja membuat batu bata pada salah satu warga di Desa Jepang. Namun, sekitar pukul 08.00 WIB, korban terlihat mondar-mandir di sekitar lokasi menara (tower) listrik 603 A. "Sepertinya, dia sedang kebingungan," katanya. "Saat itu saya bersama teman yang lain sedang sibuk mencetak batu bata tak jauh dari tower," katanya. Sekitar pukul 09.00 WIB, korban sudah berada di atas tower listrik. Setelah berada pada ketinggian sekitar 10 meter, tiba-tiba korban langsung menjatuhkan diri. Sebelum terjun, Karji bersama teman-temannya mencoba mendekat untuk mengingatkan Supangat, agar jangan bunuh diri. Namun, Supangat lebih dulu menjatuhkan diri. "Sebelum menyentuh tanah, tubuh korban sempat tersangkut pada besi tower," katanya. Akibatnya, korban langsung tewas di tempat kejadian. Hasil identifikasi dari Polres Kudus, korban mengalami luka serius di kepala dan tangan kanannya patah. Berdasarkan pemeriksaan sementara petugas identifikasi Kepolisian Resort (Polres) Kudus, diperkirakan penyebab kematian korban karena luka-luka yang cukup parah di bagian kepala. Aiptu Supriyanto, Kepala Unit (Kanit) Identifikasi Polres Kudus yang datang melakukan olah TKP, mengatakan hasil pemeriksaan sementara serta keterangan saksi-saksi tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. "Dari hasil pemeriksaan serta olah TKP, diduga korban meninggal karena bunuh diri," katanya menegaskan. Jenazah anak ketiga dari pasangan Darji dan Ngaini tersebut, selanjutnya diantar ke rumah orang tuanya di Dukuh Pendem RT 02 RW 11, Desa Jepang, Kecamatan Mejobo untuk dimakamkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007