Jakarta (ANTARA News) - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung mengatakan bahwa belum ada keputusan apakah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mau menjadi calon presiden (capres) pada pemilu 2009 namun agar soliditas partai terjaga maka Megawati harus mau. "Saya tidak mau mendahului (mengatakan Megawati mau menjadi capres), tapi untuk solidasi partai Megawati harus maju," kata Pramono di Jakarta, Jumat. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP terus melakukan konsolidasi. Dalam Rapat Kerja Nasional II dan Rapat Koordinasi Nasional di Jakarta, 8-10 September 2007. Salah satu hal yang paling ditunggu oleh kader PDIP adalah kesediaan Megawati menjadi capres. Dalam Rakernas PDIP di Bali, Januari lalu, jajaran PDIP mencalonkan Megawati sebagai Presiden 2009. Namun, Megawati belum memberikan jawaban. Pramono mengatakan pada rakernas di Bali, keinginan banyak cabang yang meminta Megawati menjadi capres cukup mengejutkan sehingga pada saat itu Megawati belum menjawabnya. "Pencalonan Megawati menjadi capres tidak diagendakan tapi muncul dari cabang dan daerah-daerah," kata Pramono. Pramono juga meminta kesediaan Megawati menjadi capres karena saat ini partai sangat solid. Saat ini, katanya, tidak ada faksi-faksi. Selain itu pengambilan keputusan di tingkat pusat juga berjalan dengan baik, demikian juga rapat-rapat yang diselenggarakan dengan rutin. Saat ini, katanya, juga tidak pernah terdengar lagi aksi unjuk rasa yang menggugat kepengurusan PDIP, termasuk di daerah. Namun jika Megawati belum menjawab mau menjawab apakah bersedia menjadi capres maka masih ada kesempatan bagi Megawati untuk mengatakannya pada Rakernas PDIP berikutnya yang kemungkinan akan dilakukan pada Desember 2007 atau Januari 2008 di Makassar. Sementara itu, salah satu Ketua PDIP Panda Nababan mengatakan, Megawati ingin melihat dulu kesiapan partainya sampai di tingkat yang paling bawah karena pada 2004 mesin partai sepertinya tidak bergerak dengan baik. Pada rakernas dan rakornas kali ini, Megawati akan melihat kesiapan partainya, seperti tidak adanya cabang cabang yang pecah dan lain sebagainya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007