Jadi jamuan ini bagi kami adalah untuk menghormati para tamu yang terhormat. Istilahnya Makan Bajamba
Tanah Datar (ANTARA News) - Para pebalap sepeda yang berlaga di ajang balap sepeda Tour de Singkarak dijamu di Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, lewat tradisi jamuan Makan Bajamba, Selasa.

Setelah balapan etape III Tour de Singkarak usai, sekitar 100 pebalap mengenakan sarung tenun khas Sumatera Barat dan memasuki Istano Basa Pagaruyung untuk mengikuti jamuan Makan Bajamba.

"Jadi jamuan ini bagi kami adalah untuk menghormati para tamu yang terhormat. Istilahnya Makan Bajamba," kata Bupati Tanah Datar Irdinasyah Tarmizi.

Para pebalap, ofisial dan panitia penyelenggara pun duduk lesehan dalam beberapa baris beralaskan karpet untuk menyantap hidangan makanan yang disajikan.

Jika dalam tradisi Sumatera Barat, menu makanan yang disajikan dalam jamuan Makan Bajamba itu adalah masakan tradisional seperti nasi, rendang, gulai dan lauk pauk lain, maka untuk para pebalap TDS menunya disesuaikan dengan diet para pebalap.

Pada kesempatan itu tampak yang disajikan kepada mereka adalah ayam goreng tepung, kentang goreng, dan semacam urap.
 
Para pebalap sepeda peserta Tour De Singkarak 2018 mengikuti tradisi jamuan Makan Bajamba di Istano Baso Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (6/11). (Antaranews/Aditya E.S. Wicaksono)


Pebalap asal Belanda Lex Nederlof, yang sudah tujuh kali ikut Tour de Singkarak, mengaku sebenarnya menyukai makanan tradisional Sumatera Barat.

"Tapi ketika lomba, kalian harus memperhatikan makanan yang kalian makan. Saya sangat suka makanan pedas, itu adalah salah satu bagian yang saya senangi dari Indonesia," kata Nederlof.


Baca juga: Pebalap Australia rajai etape III Tour de Singkarak 2018
Baca juga: Etape III susuri Danau Singkarak

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018