Sydney (ANTARA News) - Setelah hampir sepekan Sydney yang dijaga ketat aparat keamanan "terbebas" dari aksi demonstrasi massif, akhirnya protes menentang Presiden George W Bush --yang dianggap para demonstran sebagai penjahat perang itu-- pecah juga saat Bush bersama para pemimpin dari 20 anggota APEC lainnya melangsungkan pertemuan puncak ke-15 mereka di Gedung Opera Sydney, Sabtu. Aksi demonstasi yang berlangsung damai dan mengusung isu Perang Irak, perubahan iklim dan hak-hak pekerja itu melibatkan sekitar lima ribu orang aktivis dan warga kota berpenduduk 4,7 juta jiwa itu. Dengan membawa berbagai poster dan spanduk berisi kecaman atas kebijakan Bush dan Perdana Menteri John Howard di Irak itu, mereka memulai aksi tersebut dengan berjalan kaki dari depan gedung Aula Kota di jalan George dan menyusuri sepanjang jalan Park sebelum mengakhiri aksinya di Hyde Park. Di antara poster bergambar Bush dan Howard yang diusung para demonstran anti Bush dan anti invasi AS ke Irak dan Afghanistan itu menyebut "Bush dan Howard sebagai Poros Setan". "Ini adalah demo yang sangat damai, dan kami membuktikan propaganda pemerintahan Howard bahwa kami akan melakukan protes dengan kekerasan tidak benar. Orang-orang yang berunjukrasa hari ini adalah orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan Perang Irak Bush dan Howard," kata aktivis "Stop Bush Coalition", Anna Samson. Untuk mengamankan jalannya pertemuan puncak 21 pemimpin APEC di Sydney itu, Pemerintahan Howard mengeluarkan dana sedikitnya 77,8 juta dolar Australia dan mengerahkan ribuan polisi dan tentara negara itu. Berbagai gedung dan hotel yang menjadi tempat pertemuan dan menginap para pemimpin dan anggota delegasi pun dikelilingi pagar-pagar baja setinggi tiga meter serta beton-beton pembatas jalan guna melindunginya dari ancaman demonstrasi dan ancaman keamanan. Suasana kota Sydney yang berbeda dari biasanya dalam sepekan terakhir itu dikeluhkan sejumlah warganya. Jackson, supir taksi asal Ghana, termasuk di antara mereka yang mengeluhkan sepinya jalan-jalan kota Sydney setelah pemerintah menyatakan 7 September 2007 sebagai "hari libur". "Tidak pernah Sydney seperti ini," kata Jackson, supir taksi mengomentari situasi jalan-jalan kota berpenduduk sekitar 4,7 juta jiwa itu yang tidak seramai biasanya. "Semua ini karena Bush," kata imigran berkulit hitam yang sudah menetap di Australia selama 21 tahun itu. Aksi demonstrasi menentang APEC dan Presiden Amerika Serikat George W.Bush sering terjadi menjelang dan pada saat berlangsungnya KTT forum kerja sama ekonomi itu dalam beberapa tahun terakhir ini. Seminggu menjelang pelaksanaan KTT APEC di Santiago, ibukota Chile, November 2004, misalnya, pecah aksi protes anti APEC dan Presiden Amerika Serikat George W.Bush. Aksi tersebut sempat diwarnai aksi kekerasan dan aparat keamanan setempat dilaporkan sempat menahan 25 orang pengunjuk rasa. Aksi protes juga terjadi ketika Korea Selatan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pemimpin 21 anggota APEC itu tahun 2005. Di tengah ketatnya pengamanan itu, para pemimpin APEC memulai pertemuan dua hari (8-9 September) mereka di Gedung Opera Sydney dengan isu perubahan iklim dan masa depan proses perundingan Putaran Doha menjadi bagian dari agenda utama mereka. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007