London (ANTARA News) - Pesohor Michael Barrymore, Senin, dapat mengetahui apakah dirinya menghadapi tuntutan atau tidak atas kematian seorang pekerja pabrik daging yang ditemukan di kolam renangnya enam tahun lalu. Michael Barrymore (55) dan dua pria lainnya dijadwalkan melapor kembali ke Polisi Essex, Inggris, setelah ditangkap pada Juni karena dicurigai melakukan pembunuhan dan serangan seksual serius. Pengacara Michael Barrymore secara tegas membantah tuduhan bahwa kliennya terlibat dalam kematian Stuart Lubbock (31), yang mayatnya ditemukan di rumah pesohor itu di Essex pada Maret 2001. Setelah ditanyai, ketiga pria tersebut dibebaskan tanpa tuntutan dengan jaminan polisi. Hasil otopsi menunjukkan Lubbock telah tewas tenggelam dan pemeriksaan mencatat putusan terbuka atas kematiannya. Pihak petugas otopsi menyatakan telah ditemukan kandungan obat bius dan alkohol di dalam sistem tubuhnya dan luka anal serius, yang menunjukkan bahwa ia telah menjadi korban serangan seks secara paksa. Ayah Lubbock, Terry, menolak untuk menerima kematiannya adalah kecelakaan dan berusaha agar kasus tersebut ditinjau kembali. Pada Desember tahun lalu, beberapa detektif mengatakan mereka akan membuka kembali penyelidikan mereka, menyusul suatu kajian. Terry Lubbock mengatakan, Ahad, ia akan melanjutkan upayanya kalau tak ada tuntutan yang diajukan. "Jika saya tak menerima tuntutan yang saya ingini --pembunuhan, perkosaan dan dihalanginya proses hukum-- upaya saya masih akan berlanjut," katanya. Skandal seputar kematian Lubbock merusak karir TV Michael Barrymore --yang pernah gemilang. Ia meninggalkan Inggris untuk memutuskan sendiri hidup di pengasingan di Selandia Baru segera setelah publikasi negatif tapi kembali ke negeri asalnya pada 2006, ketika ia tampil di acara tayangan TV Channel 4, "Celebrity Big Brother". Ketika polisi Essex tahun lalu mengumumkan mereka akan membuka kembali penyelidikan mereka, Michael Barrymore mengatakan ia "senang dan gembira". "Saya bersedia mengerjakan semua yang dapat saya lakukan untuk membawa masalah ini kepada akhir yang layak dan benar," katanya. "Masalah ini harus dituntaskan demi kepentingan semua orang sehingga kami dapat melanjutkan hidup kami," katanya, seperti dikutip Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007