Jakarta (ANTARA News) - Mengusung tema "Traveling & Diary: Membaca Ulang Catatan Harian Pelawat Asing ke Nusantara", perhelatan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) yang ketujuh akan kembali digelar pada tahun ini.

"Tujuannya supaya generasi muda dan Indonesia ini mengenal bahwa proses untuk menjadi Indonesia itu kultural sekali. Mulai dari Nusantara ini kultural artinya kita merajut nilai-nilai yang terbaik dari lokalitas, kesukuan, keagamaan dan menjadi ke-Indonesiaan itu," kata salah seorang pendiri Borobudur Writers and Cultural Festival Mudji Sutrisno atau akrab disapa Romo Mudji di Jakarta, Selasa malam.

Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa kekhasan BWCF ini adalah teks atau naskah yang akan dibahas sudah harus selesai sebagai buku. Hal tersebut penting karena pihaknya ingin memulai sebuah generasi literasi yang mencintai Indonesia dari basis kulturalnya dan itu bentuknya naskah.

"Hanya ketika kita mengenal latar kita sejarah masing-masing, dan sejarah itu dikisahkan oleh narasi serta narasi tersebut oleh tema tahun ini dari kunjungan para pelawat asing ke kita," katanya.

BWCF ketujuh yang akan digelar pada 22 hingga 24 November 2018 di Yogyakarta dan Magelang.

Mengusung tema "Traveling & Diary: Membaca Ulang Catatan Harian Pelawat Asing ke Nusantara", acara tersebut akan membahas sejumlah buku-buku mengenai catatan perjalanan tokoh-tokoh sejarah ketika mengunjungi Indonesia mulai dari I Tsing pada zaman Sriwijaya, Ibnu Batuta pada masa Majapahit dan Samudera Pasai, sampai Wallace di era kolonial Belanda serta Rabindranath Tagor yang pernah berkunjung pada tahun 1927.

Tidak hanya membahas catatan perjalanan tokoh-tokoh sejarah asing ke Indonesia sebelum merdeka, perhelatan BWCF ini juga akan membahas catatan perjalanan pemenang Nobel yakni V. S. Naipaul saat berkunjung ke Indonesia sekitar tahun 1980-an.

Selain pembahasan naskah-naskah catatan perjalanan para tokoh sejarah tersebut, BWCF juga akan mengkaji buku mengenai lukisan-lukisan Kota Batavia di tahun 1744  karya JW Heydt serta pemutaran dan diskusi film.

BWCF juga memiliki agenda tentang mendongeng yakni Workshop Dongeng Kreatif dengan mengusung topik "Mendongeng dan Membuat Alat Peraga" serta "Dongeng Anak Tentang Borobudur" pada hari kedua dan ketiga perhelatan tersebut.

Baca juga: Beberapa pengamat asing bicara tentang Indonesia kini

Baca juga: "Nayla" dan "Gugug!" rilis di Ubud Writers & Readers Festival 2018

Baca juga: Fira Basuki ingatkan penulis gali kemampuan lain

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018