Perseroan harus bisa cari uang
Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA News) - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA sejak awal 2018 hingga kini setidaknya sudah menanamkan investasi Rp2 triliun di berbagai sektor bisnis dalam upaya untuk menambah pendapatan perseroan.

"Kami jajaran direksi sudah sepakat ke depan investasi secara progresif sedang dan akan dilakukan. Perseroan harus bisa cari uang," kata Direktur Utama PPA Henry Sihotang dalam acara press gathering di Banyuwangi, Jatim, Jumat.

Dikatakan, investasi yang dilakukan antara lain bidang usaha pupuk di Gresik, timah dan smelter di Bangka Belitung, kelapa sawit di Riau, manufaktur di Surabaya, hingga kapal terapung untuk konversi LNG jadi gas yang kemudian disalurkan ke pembangkit listrik di Bali.

Investasi yang dilakukan, katanya, tidak semua berupa membangun pabrik atau bidang usaha baru tapi merupakan pabrik yang merugi lalu oleh PPA disuntik dana.

Menurut dia, nilai investasi yang sudah ditanam Rp2 triliun dipastikan akan bertambah pada 2019, mengingat pihaknya akan terus mencari peluang investasi yang dinilai sangat menguntungkan.

PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) didirikan pada 27 Februari 2004 melalui Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2004 sebagai sebuah perseroan yang mengemban tugas utama untuk mengelola aset-aset eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), baik aset kredit, saham maupun properti.

Melalui Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2008 tanggal 4 September 2008, Pemerintah memperluas maksud dan tujuan PPA dengan menambah ruang lingkup tugas baru setelah pengelolaan aset eks BPPN, restrukturisasi dan atau revitalisasi Badan Usaha Milik Negara,  kegiatan investasi, serta kegiatan pengelolaan aset Badan Usaha Milik Negara.

Optimalisasi kinerja PPA juga terus diupayakan melalui penyempurnaan strategi dan usaha guna mencapai kinerja terbaik.

"Jadi memang menurut peraturan pemerintah, perseroan memungkinkan untuk investasi yang sudah dan akan kita lakukan," kata Henry.

Baca juga: PPA nilai jika Merpati beroperasi dampak positif akan terjadi
Baca juga: PPA-Polowijo investasi Rp1 triliun kembangkan pabrik pupuk magnesium

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018