Jakarta, 13 September 2007 (ANTARA) - Dalam persidangan kasus perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini, tiga saksi ahli dan fakta dari Universitas Sam Ratulangi sekaligus bersaksi bahwa sumber daya laut Teluk Buyat sehat. Mereka menyatakan bahwa tailing PT Newmont Minahasa Raya (PTNMR) tidak mengganggu keseimbangan ekosistem di Teluk Buyat. Keterangan mereka tersebut bertolak belakang dengan tuduhan Walhi sebagai pihak penggugat. Salah satu saksi yang dihadirkan oleh pihak PT NMR adalah Otty Lalamentik, seorang peneliti di bidang ekologi terumbu karang dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Beliau telah mengadakan survei terumbu karang setiap tahun di sekitar Teluk Buyat selama lebih dari 10 tahun. Otty Lalamentik dan tim ahli kelautannya meneliti keadaan terumbu karang di Teluk Buyat untuk mengetahui kecenderungan tingkat kesehatan ekosistem terumbu karang. Saksi lain, Dr Daniel Limbong, adalah ahli di bidang ekosistem daerah perairan pesisir. Beliau juga salah satu anggota tim yang melaksanakan kajian teknis laporan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2004 mengenai Teluk Buyat. Selain kedua saksi ahli tersebut, PTNMR juga menghadirkan Ricky Telleng sebagai saksi fakta dan ahli sekaligus yang memberikan kesaksiannya seputar populasi ikan dan keragaman kehidupan laut di Teluk Buyat. Beliau telah mengadakan penelitian mengenai tangkapan ikan di Teluk Buyat sejak tahun 2004. Dia menyatakan menemukan 132 jenis ikan dan jumlahnya pun banyak. Secara singkat, keterangan-keterangan yang disampaikan oleh para saksi dan ahli tersebut adalah: Terumbu Karang Stabil - Hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli UNSRAT selama sepuluh tahun terakhir dan menunjukkan secara konsisten adanya kehidupan ekosistem terumbu karang yang baik di Teluk Buyat. - Berdasarkan data pemantauan, sangat jelas bahwa tailing PTNMR tidak berdampak buruk pada komunitas ikan karang atau terumbu karang di Teluk Buyat. - Faktanya, hasil upaya konservasi lingkungan menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di sekitar Teluk Buyat stabil, dan keragaman dan tutupan karang besar. - Populasi ikan dan terumbu karang tetap stabil sejak penelitian awal, selama dan setelah kegiatan operasi tambang. Populasi Plankton Laut - Laporan revisi yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada November 2004 membuat kesimpulan yang tidak tepat bahwa fitoplankton telah terkena dampak buruk di Teluk Buyat, karena metode pengambilan kesimpulan sampel plankton yang mereka gunakan tidak tepat pula. - Pemantauan air yang dilakukan secara ekstensif selama dan setelah kegiatan operasi tambang menemukan bahwa konsentrasi arsenik pada zona eufotik (kurang dari 50 meter) di Teluk Buyat secara konsisten memenuhi baku mutu air laut Indonesia yang paling ketat. - Data mutu air laut sendiri menunjukkan secara obyektif bahwa populasi plankton di Teluk Buyat sama sekali tidak terpengaruh oleh tailing PTNMR. Populasi Ikan di Teluk Buyat - Hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2004 menemukan masih terdapat banyak jenis ikan yang hidup di Teluk Buyat, yaitu ditemukan 132 jenis. - Faktanya, jenis ikan yang ditemukan di Teluk Buyat lebih banyak daripada jenis ikan yang ada dalam daftar ikan komersial yang ditetapkan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan sebelum operasi. - Ikan-ikan tersebut dapat ditemukan di permukaan maupun dasar laut, dan sebagian besar tangkapan ikan diperoleh dari daerah yang berada dalam jarak 1 mil dari pantai. Luhut M.P. Pangaribuan, Ketua Tim Pembela PTNMR menyatakan, "Hasil-hasil penelitian yang dilakukan selama sepuluh tahun terakhir menemukan bahwa sumber daya kelautan tetap stabil dan sehat. Ini adalah sebuah indikasi yang sangat jelas bahwa kegiatan operasi tambang PTNMR tidak berdampak buruk terhadap ekosistem di Teluk Buyat." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami www.BuyatBayFacts.com atau www.newmont.co.id. Atau, silakan hubungi Rubi W. Purnomo, Manajer Humas PT Newmont Pacific Nusantara. Telepon: 0815 183 7203 atau email rubi.purnomo@newmont.com

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007