Bengkulu (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto yang berkunjung ke lokasi bencana di Bengkulu pada Sabtu, meminta petugas di satuan tugas (satgas) yang ada di setiap desa dan kecamatan kembali bertugas supaya kegiatan tanggap darurat di lokasi bencana segera tuntas. "Saya minta satgas-satgas kembali berjalan. Kalau satgas ikut mengungsi saya minta aparat jangan ikut panik. Satgas tidak boleh kosong," kata Mendagri usai menerima laporan mengenai situasi pasca-gempa bumi dari Gubernur Bengkulu Agusrin Mariyono Najamuddin di Posko Bencana Provinsi Bengkulu. Sebelumnya Gubernur Bengkulu melaporkan saat ini sebagian besar satgas desa dan kecamatan di beberapa tempat belum berjalan karena petugasnya mengungsi ke tempat yang aman. Gubernur juga mengatakan, saat ini masyarakat agak temperamental karena sebagian besar belum menerima bantuan yang diharapkan seperti tenda, makanan, penerangan, kesehatan serta selimut. Menanggapi laporan tersebut, Mendagri meminta agar satgas kembali difungsikan karena merupakan kunci atau dasar awal dari pemerintahan. "Saat ini Satgas harus diperkuat, relawan bisa menyatu dengan satgas, jangan masing-masing bergerak sendiri. Justru harus membuat satgas yang terdiri atas berbagai elemen. Kalau ada dari camat, PMI dan relawan buat rencana bersama," kata Mendagri. Mengenai kondisi masyarakat yang menjadi temperamental, Mendagri meminta agar masalah itu disikapi dengan bijak karena korban bencana alam memang masih menghadapi masa sulit akibat belum menerima bantuan. "Kondisi masyarakat yang temperamental mari disikapi dengan jernih. Kesulitan mereka banyak, tapi mari diajak memahami kesulitan bersama. Kita tidak usah menjanjikan, yang penting mari berusaha bersama menyelesaikannya," kata Mardiyanto. Dia juga meminta semua pihak berjalan seiring dan berusaha secepatnya menyalurkan bantuan logistik kepada semua korban bencana. "Saya berikan informasi, hari ini akan datang tenda regu sebanyak 150 dari Menkokesra (Aburizal Bakrie, red). Disusul tenda gulung yang akan dibagikan ke masyarakat," katanya. Ia juga berharap masyarakat mengerti bahwa pengadaan dan pengiriman bantuan ke lokasi bencana memerlukan waktu, apalagi dengan kondisi medan yang sulit dijangkau. Mengenai masalah evakuasi korban, Mendagri melihat kegiatan tersebut sudah dilakukan baik evakuasi dan penanganan korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka. Masalah lain yang ditekankan Mendagri adalah inventarisasi yang harus dilakukan pada tahap tanggap darurat sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. "Gunakan RT atau kelurahan setempat. Biasanya akan diremehkan tapi saya minta dilakukan inventarisasi meski sesibuk apa pun, di sela keadaan aman dari guncangan. Saya minta satgas menginventrasasi jumlah dan jenis kerusakan, baik untuk perumahan, fasilitas umum dan yang lainnya," katanya. Inventarisasi, katanya, harus diprioritaskan karena menyangkut anggaran serta penyusunan rencana untuk membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat korban bencana. Mendagri saat ini mengunjungi Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara. Di lokasi itu sebagian besar perumahan penduduk mengalami kerusakan, sebagian rumah rubuh dan sebagian lainnya rusak ringan. Di hampir sepanjang jalan yang dilewati rombongan Mendagri, penduduk mendirikan tenda di depan rumah mereka. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007