Beijing (ANTARA News) - China kembali dilanda penyakit flu burung setelah di Kota Guangzhou dilaporkan telah terjadi kematian secara besar-besaran sejumlah itik yang terserang penyakit mematikan tersebut. "Pada 5 September 2007, sejumlah petani di desa Sixian, kotapraja Xinzao di Distrik Panyu, Guangzhou melaporkan adanya kematian sejumlah itiknya dan pada 13 September kematian itik bertambah hingga mencapai 9.830 ekor," demikian situs Kementrian Pertanian China, di Beijing, Minggu. Contoh darah itik yang mati telah dikirim ke pusat pencegahan dan pengawasan penyakit ternak tingkat provinsi, dan hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa itik yang mati terserang viru mematikan H5N1. Contoh juga telah dikirim ke Laboratorium Referensi Flu Burung Nasional untuk diuji namun hasilnya belum dapat diumumkan. Pihak dokter hewan setempat telah menyisihkan sekitar 32.630 ekor itik pada tanggal 14 September untuk mencegah terjadinya penularan penyakit berbahaya itu yang makin meluas. Sejumlah sumber di Departemen Pertanian setempat mengemukakan bahwa pihaknya telah mengirimkan karyawannya untuk melakukan disinfektan di kawasan yang terjangkit, dan sejauh ini dilaporkan tidak ada lagi kematian itik di Distrik Panyu atau wilayah sekitarnya. Sebagai produsen unggas terbesar di dunia, produk ternak dan perikanan, China telah mengalami kerugian cukup banyak akibat adanya berbagai penyakit ternak. Diperkirakan setiap tahun jumlah ternak yang terserang penyakit mengakibatkan kerugian bagi China mencapai 40 miliar yuan. China telah melaporkan terdapat 25 jiwa manusia yang terserang flu burung sejak 2003, yang sekitar 16 penderita di antaranya meninggal dunia. Pihak legislatif tertinggi China pada bulan lalu mengadopsi amandemen UU mengenai pencegahan epidemi hewan, yang mengharuskan seluruh pemilik ternak untuk melakukan vaksinasi, terutama bagi pemilik unggas dan peternakan di halaman rumah desa, serta pemilik hewan piaraan di rumah kota.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007