Yogyakarta (ANTARA News) - Distribusi minyak goreng bersubsidi untuk keluarga berpenghasilan rendah di Kota Yogyakarta akan dilakukan dua hingga satu minggu sebelum Lebaran. "Distribusi minyak goreng bersubsidi di kota ini dijadwalkan mulai 26 September hingga 4 Oktober, dengan sasaran keluarga berpenghasilan rendah. Jumlahnya sekitar 10 ribu keluarga," kata Kasi Pengawasan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Yogyakarta, Imam Nurwahid, Rabu. Menurut dia, distribusi minyak goreng bersubsidi ini akan dilakukan di 16 titik wilayah kecamatan di kota ini dan berlangsung secara bertahap, namun kepastian lokasinya masih dalam pembahasan. "Jatah minyak goreng untuk Kota Yogyakarta hanya 20 ribu liter sehingga diputuskan sebelum Lebaran harus sudah tersalurkan," katanya. Ia mengatakan, calon penerima minyak goreng bersubsidi ditetapkan berdasarkan data keluarga miskin yang dimiliki Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) Kota Yogyakarta. "Tetapi karena jumlah yang disediakan terbatas untuk 10 ribu keluarga maka dari 26.525 pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) masih harus diseleksi dan dipilih yang kondisinya benar-benar miskin," katanya. Lebih lanjut Imam mengatakan, dari hasil verifikasi keluarga yang dinyatakan masuk dalam kategori sangat miskin dan miskin sebanyak 9.761 keluarga sehingga sisa sebanyak 239 keluarga akan diambilkan dari pemegang KMS susulan yang masuk tingkatan terendah. "Pemkot Yogyakarta sejauh ini belum berencana mengeluarkan anggaran tambahan agar semua pemegang KMS mendapatkan minyak goreng bersubsidi, sehingga yang dibagikan ke masyarakat sesuai dengam kuota yang ditentukan pemerintah pusat," katanya. Menurut dia, untuk pengambilan minyak goreng bersubsidi akan dibagikan kupon berstempel kepada keluarga yang berhak menerima, yang memuat nama terang, nomor, alamat lengkap dan jam pengambilan. "Kupon ini mulai didistribusikan ke kecamatan akhir pekan ini agar bisa segera disampaikan ke keluarga yang berhak, dan saat pengambilan nanti mereka harus membawa KMS sebagai bukti diri," katanya. Ia menambahkan, minyak goreng bersubsidi tidak boleh dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga untuk Kota Yogyakarta diambil harga Rp8.400 per liter. "Subsidi yang diberikan pemerintah Rp2.500 per liter sehingga warga cukup membayar Rp5.900 per liter untuk mendapatkan minyak goreng curah sawit," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007