Pailin, Kamboja (ANTARA News)- Pemimpin penting Khmer Merah Nuon Chea ditangkap oleh polisi dan petugas dari pengadilan genosida dukungan PBB, Rabu dan dibawa dari rumahnya di hutan Kamboja ke Phnom Penh. "Pasukan khusus, termasuk polisi dan militer datang mengepung rumah ayah saya pagi ini," kata putranya Nuon Say kepada Reuters. Paling tidak tiga warga Barat telah memeriksa pemimpin gerilyawan itu di rumahnya, tambahnya. Sekitar 15 perwira polisi termasuk seorang petugas keamanan Barat yang bekerja pada pengadilan gabungan Kamboja-PBB bagi Khmer Merah , memblokir akses ke rumah di hutan di perbatasan dengan Thailand, kata Noun Say. Seorang koresponden AFP melihat dia dibawa dari rumahnya dan dimasukkan ke sebuah helikopter militer yang berada dekat lokasi itu disertai para petugas pengadilan dan pihak berwenang Kamboja dan diterbangkan ke Phnom Penh, ibukota Kamboja. "Pihak berwenang menunjukkan satu surat perintah penangkapan kepada Nuon Chea , tetapi saya tidak tahu apa isinya dan tuduhan apa yang dikenakan terhadapnya," kata satu sumber yang dekat dengan dia kepada AFP ketika akan naik helikoper itu. Pemimpin berusia 82 tahun itu, yang dikenal dengan panggilan "Kawan Nomor Dua" itu, adalah pembantu paling dipercaya pemimpin Khmer Merah Pol Pot dan diperkirakan satu arsitek penting bagi kebijakan eksekusi yang mengerikan di kawasan itu. Ratusan warga desa terdekat berkerumun untuk menyaksikan ketika mantan gerilaywan itu dibawa, tetapi tidak seorangpun yang bersedia memberikan komentar. Hakim yang menyelidiki kasus Nuon Chea, You Bunleng mengatakan tersangka yang sakit-sakitan itu " akan segera diperiksa". Ia dituduh paling bertanggungjawab atas tindakan yang dikenal sebagai "Ladang Pembantaian" di mana sekitar 1,7 juta orang tewas. Rejim Khmer Merah yang digulingkan oleh invasi pasukan Vietnam tahun 1979 dan Pol Pot tewas di benteng Khmer terakhir, Anlong Veng tahun 1998.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007