Jakarta (ANTARA News) - Wartawan senior Teguh Santosa meluncurkan buku bertajuk "Di Tepi Amu Darya" yang menceritakan tentang pengamatannya selama meliput peristiwa perang di Afghanistan pada 2001.

"Buku ini akhirnya saya terbitkan, setelah membutuhkan waktu untuk merenungkan selama 17 tahun. Saya menuuliskan dari tepi Sungai Amu Darya di perbatasan Afghanistan dan Uzbekistan," kata Teguh Santosa pada peluncuran buku "Di Tepi Amu Darya" di Media Center Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Hadir pada diskusi dan bedah buku itu, Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon, Pengamat Timur Tengah Aldi Labetubun, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK PWI) Ilham Bintang, dan novelis Ahmad Fuadi. Sedangkan, Teguh Santosa sebagai penulis buku juga hadir sebagai pembicara.

Pemimpin umum sebuah media online ini menjelaskan, dirinya menyusuri Sungai Amu Darya untuk menyeberang dari Uzbekistan menuju Afghanistan. Di Afghanistan saat  itu sedang terjadi perang di mana pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat berupaya menggulingkan rezim Taliban. "Buku ini akhirnya saya terbitkan dan ini butuh 17 tahun," ujar Teguh Santosa.

Teguh menjelaskan, tulisan-tulisan hasil reportase selama menjadi meliput peristiwa perang di negara konflik tersebut dituangkan ke dalam sebuah buku. "Tulisan-tulisan itu saya kumpulkan menjadi buku, selama 17 tahun. Saya tidak tahu nanti 17 tahun lagi apa lagi yang akan saya tuliskan," kata dia.

Sementara itu, Ketua DK PWI, Ilham Bintang, mengatakan wartawan di era media online saat ini, di tengah kesibukannya, sangat jarang sempat menulis buku. "Wartawan itu memang selalu menulis, siang dan malam selalu bergelut dengan waktu mencari informasi untuk menulis, tapi tidak mudah untuk membuat buku. Apalagi wartawan dibebani oleh tugas-tugas dari kantornya," ujar Ilham.

Ilham menyatakan mengapresiasi semangat Teguh Santosa yang masih menyempatkan waktu menulis buku. "Saya berharap semangat Teguh Santosa ini dapat menginspirasi wartawan lainnya untuk menulis buku," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018