Surabaya (ANTARA News) - Harga gula produksi dalam negeri diperkirakan bergerak naik pada beberapa waktu ke depan, menyusul terjadinya kenaikan harga minyak dunia yang mendorong terdongkraknya harga gula di pasar dunia. Hal itu diungkapkan Wakil Sekjen Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Adig Suwandi yang dihubungi di Surabaya, Sabtu, menanggapi kemungkinan naiknya harga gula lokal sebagai imbas kenaikan harga minyak dunia beberapa pekan terakhir. "Harga gula dunia selalu menjadi referensi bagi pedagang ketika memutuskan harga penawaran dalam lelang atau tender yang dilakukan produsen gula," katanya. Adig Suwandi belum bisa memastikan tingkat kenaikan harga gula tersebut. Sebagai gambaran, harga gula untuk penjualan kepada distributor utama dalam jumlah besar hasil tender sejumlah produsen gula berkisar Rp5.069-Rp5.100 per kilogram. Sedang di tingkat konsumen akhir berkisar Rp5.700-Rp6.000 per kilogram. "Meskipun saat ini giling masih berlangsung dan stok cukup untuk menutup kebutuhan hingga April 2008, tapi kenaikan harga diprediksi masih akan terjadi. Tapi kenaikannya tidak terlalu besar dan tidak sampai memberatkan konsumen," kata Adig. Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan kenaikan harga gula akibat melonjaknya harga minyak dunia yang mencapai diatas 80 dolar AS per barel, terlihat dari perdagangan yang berlangsung di Bursa Berjangka London beberapa hari terakhir. Harga gula untuk pengapalan Desember 2007 yang diperdagangkan pada Kamis (20/9) tercatat 288 dolar AS per ton FOB (harga di negara asal, belum termasuk premium dan biaya pengapalan). Harga itu mengalami kenaikan disbanding perdagangan pada Selasa (18/9) dan Rabu (19/9) yang masing-masing masih sekitar 274,5 dolar AS dan 285,3 dolar AS per ton FOB. "Kenaikan harga minyak menyebabkan biaya pengolahan gula meningkat, khususnya bagi negara produsen yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar," kata Adig Suwandi. Sejumlah negara produsen gula yang tidak memiliki cadangan minyak cukup, terpaksa mencari bahan bakar alternatif, salah satunya bioetanol yang berasal dari tetes maupun tebu secara langsung. Akibatnya, produksi gula di negara tersebut berkurang dan mempengaruhi stok dunia. "Kalau pasokan gula di pasar dunia berkurang, kecenderungannya harga akan ikut naik dan kondisi ini tidak bisa dihindari," kata Adig Suwandi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007