Jakarta (ANTARA News) - Bocah-bocah di bangku penonton bersorak, lari dari tempat duduk menuju panggung untuk membantu para pemain di pementasan "Help!" menaklukkan dua robot pencuri bulan yang merenggut perdamaian.

"Ayo! Ayo!" 

Beberapa anak dengan kostum dan wig warna-warni turun dari panggung untuk mengajak penonton ikut menyerbu penjahat dalam pentas yang naskahnya ditulis sastrawan Putu Wijaya dan disutradarai Jose Rizal Manua. 

Pertunjukan "Help" dari Teater Tanah Air di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Minggu, memang membuka kesempatan pada para penonton untuk ikut merasakan serunya panggung teater meski hanya sejenak.

"Help!" dibuka dengan belasan anak menyanyi riang, menyerukan pesan untuk menjaga perdamaian di muka bumi.

"Sudah waktunya hentikan perang!" begitu bunyi lirik yang mereka nyanyikan. 

Pertunjukan ini memanjakan mata penonton berkat permainan cahaya dipadu dengan video yang ditembakkan ke layar putih membentang, memperlihatkan bulan purnama, keelokan alam dan budaya Tanah Air, alam semesta, angkasa luar hingga isi pesawat antariksa. 
 
Pementasan teater “Help!” karya Putu Wijaya yang disutradarai Jose Rizal Manua di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (30/12/2018). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Lampu merah dan hijau secara manual digerakkan dari depan panggung, menciptakan bayangan para pemeran yang lincah menari-nari di permukaan layar yang bergerak dinamis. "Help!" memang minim properti karena menonjolkan permainan cahaya dan video.

Pentas ini bercerita tentang dua robot jahat yang menembak bulan, membuatnya menghilang. 

"Hebat! Kita jagoan curi-curi bulan!"

Tak cuma mencuri bulan, seorang anak juga mereka culik, namun akhirnya berhasil diselamatkan oleh teman-temannya. Upaya penyelamatan bulan masih dilakukan oleh anak-anak yang pantang menyerah. Tetapi mereka justru dikurung oleh dua robot jahat dalam selubung transparan.

Penonton ikut membantu melawan kejahatan dan para bocah yang disekap berhasil selamat. Dua robot itu dipreteli, memperlihatkan sosok aslinya, dua narapidana yang lari dari penjara. 

Anak-anak mungkin masih dianggap remeh dan tak dipercaya bisa membuat perubahan besar. "Help" memperlihatkan bahwa anak-anak --meskipun kecil-- punya kekuatan yang akan semakin kuat bila mereka bergotong royong. Ketika menyatukan kekuatan, penjahat bisa mereka kalahkan, bahkan bulan bisa mereka kembalikan.

Gotong royong dan cinta Tanah Air adalah pesan yang ingin disampaikan lewat pementasan ini.

"Kita harus bersatu," tutur Jose kepada Antara seusai pementasan. "Tapi tetap harus waspada karena di sekitar kita ada yang berperangai tidak bagus, kejahatan ada di dekat kita yang disimbolkan oleh dua robot itu."

Pementasan ini juga sudah ditampilkan di 15th World Festival of Children's Theatre di Lingen, Jerman pada 22-29 Juni 2018. Di sana Teater Tanah Air meraih penghargaan "The Best Performance".

Teater Tanah Air sudah berdiri sejak 14 September 1988 dan kini beranggotakan lebih dari 60 anak dan remaja. Teater tersebut sudah meraih sederet penghargaan di tingkat dunia. 

Berkali-kali mereka jadi penampil terbaik di World Festival of Children's Theatre, termasuk pada 2006 lewat pementasan "Spectacle WOW A Visual Theater Performance" dan pada 2008 lewat naskah "Spectacle Peace A Visual Theater Performance".

Teater Tanah Air adalah grup teater pertama perwakilan Indonesia yang bergabung dalam International Amateur Theater Association. Mereka juga pernah diundang tampil di markas besar PBB di Eropa pada 2008.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018