Denpasar (ANTARA News) - Investasi taman burung Bali Bird Park di Singapadu, Kabupaten Gianyar, rentan bangkrut jika sampai ada unggas yang terkena penyebaran virus aviant influenza (AI) penyebab flu burung. "Karena itu kami mencemaskan masih berlarutnya penyebaran flu burung di Bali. Untunglah kawasan taman burung ini bisa terus dijaga dan terhindar dari virus AI. Kalau tidak, ya sulit mengembalikan investasi," kata Managing Director Bali Bird Park, Nick Blackbeard. Saat menerima lebih dari seratus rombongan ASEAN Tourism Investment Forum (ATIF) yang melakukan tur sekaligus diskusi di taman burung itu, Nick berharap penanganan kasus flu burung bisa segera tuntas, sehingga tidak lagi mengancam keberadaan Bali Bird Park. Ia menuturkan, untuk mengamankan obyek dengan investasi miliaran rupiah melalui penanaman modal asing (PMA) sejak 1994 itu, pihaknya harus bekerja keras, terus-menerus melakukan disinfektan, tanpa ada bantuan dari pemerintah. Setiap orang yang masuk dan keluar kawasan taman burung yang dikelola PT Taman Burung Citra Bali International di atas lahan dua hektar tersebut, harus menjalani prosedur penyemprotan disnfektan. Sementara sekitar seribu satwa terdiri tidak kurang 250 spesies, juga terus dilakukan upaya peningkatan keamanan/perlindungan atau biosekuriti, sehingga terhindar dari flu burung. Nick menyambut gembira kehadiran sekitar seratus rombongan ATIF tersebut, karena berarti kalangan investor dan otoritas pariwisata ASEAN, ikut menunjukkan kepada dunia bahwa taman burung tersebut aman dikunjungi. "Akibat bom Bali, pengunjung terus berkurang. Ketika mulai sedikit ada kenaikan pengunjung, kembali terkena isu flu burung. Kami berharap kedepan terus ada progres yang menggembirakan." ucapnya seraya menyebutkan per tahun tidak kurang dikunjungi seratus ribu orang. Rombongan ATIF di hari terakhir pertemuan, yang sekaligus menikmati makan siang di taman burung itu, selain keasikan melihat-lihat berbagai jenis burung, juga terhibur atraksi aneka burung pintar. Dipandu Ihsan yang dibantu Darsa dan sejumlah "pawang", mereka mengomando burung rangkok bernama Yohana dan Bob, untuk datang menyambar makanan yang dilempar. Kemudian disusul atraksi sejumlah burung hantu dari berbagai jenis, yang juga mudah "dikomando" memburu umpan makanan, hingga burung Maleo dan Elang yang begitu menawan, terbang kesana-kemari sambil menyambar umpan makanan. Untuk bisa lebih puas menikmati kawasan taman burung itu, diperlukan waktu lebih lama, namun rombongan ATIF dari sejumlah negara ASEAN itu hanya dibatasi sekitar dua jam, karena harus kembali ke hotel Ramada Bintang Bali, Kuta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007