Presiden Joko Widodo harus dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror
Jakarta (ANTARA News) - Wadah Pegawai KPK mengecam teror berbentuk bom rakitan yang dialamatkan ke dua rumah pimpinan KPK yaitu Agus Rahardjo dan Laode M Syarif.

"Kami Wadah Pegawai mengecam dan mengutuk upaya teror terhadap pimpinan kami yang dilakukan di rumah mereka," kata Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Yudi Purnomo Harahap di Jakarta, Rabu.

Pada hari ini, rumah Ketua KPK Agus Rahardjo menjadi sasaran bom pipa oleh orang tak dikenal. Di rumah Agus yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, polisi menemukan barang bukti berupa pipa paralon, detonator, sikring, kabel warna kuning, paku ukuran 7 sentimeter, serbuk putih, baterai dan tas.

Sedangkan rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal. Penemuan bom itu terjadi pada Rabu (9/1) sekitar pukul 05.30 WIB.

Dari rekaman CCTV, sekitar pukul 01.00 WIB, tampak orang mencurigakan melakukan aktivitas di depan rumah Laode.

"Kami meyakini tindakan teror ini merupakan upaya untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati pimpinan dan pegawai KPK agar berhenti menangkapi koruptor dan menciptakan Indonesia bersih korupsi," tambah Yudi. 

Padahal, menurut Yudi, belum hilang dari ingatan masyarakat soal kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan yang sampai saat ini belum terungkap.

"Bahwa teror-teror kepada pimpinan dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi di negeri ini malah justru makin memperteguh semangat kami bahwa korupsi harus dibasmi apa pun risikonya, tentu dengan dukungan rakyat Indonesia," ungkap Yudi.

Ia pun berharap aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian dapat segera menemukan pelaku teror tersebut.

"Upaya pelemahan pemberantasan korupsi melalui intimidasi terhadap pegawai maupun pimpinan KPK terus terjadi tanpa bisa dicegah sebab pelaku berpikiran bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan bisa terungkap," tambah Yudi.

Yudi meminta agar aparat kepolisian yang saat ini sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dapat segera melacak dan menemukan pelakunya. 

"Presiden Joko Widodo harus dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror kepada pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif saat ini  maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan," tegas Yudi.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, tim Khusus Mabes Polri dibentuk untuk menyelidiki aksi teror tersebut. 

Tim terdiri atas jajaran Polda Metro Jaya, dibantu anggota Detasemen Khusus Antiteror 88, Inafis, dan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.

Argo mengatakan, penyidik telah memeriksa beberapa saksi dan rekaman kamera tersembunyi. Di rumah Laode juga ditemukan dua rakitan molotov terbuat dari botol kaca berisi bahan bakar dan sumbu. 

Dua bom tersebut dilemparkan ke rumah Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan Nomor 42-C, Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Sementara itu, ada tas yang ditemukan tersangkut di pagar kediaman Agus di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Benda itu pertama kali ditemukan seorang ajudan pribadi Agus Raharjo sekitar pukul 05.30 WIB saat melintas di sekitar TKP.

Usai kejadian itu, pihak kepolisian memastikan situasi di kediaman dua petinggi KPK itu aman dan kondusif lantaran telah dilakukan sterilisasi, serta meningkatkan patroli.

Baca juga: Polisi duga rumah ketua KPK dikirim bom pipa palsu
Baca juga: Fahri Hamzah minta polisi bergerak cepat tangani teror bom molotov
Baca juga: Menkopolhukam tegaskan tangkap pelaku teror terhadap pimpinan KPK


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019