Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara (Meneg) BUMN Sofyan Djalil mengatakan, empat PT Perkebunan Negara (PTPN) masih bermasalah dengan Rekening Dana Investasi (RDI), yang berujung pada sulitnya memperoleh kredit bagi proyek revitalisasi dan pembangunan pabrik gula. "Empat PTPN itu adalah PTPN XIV, PTPN II, RNI dan PTPN XI, " katanya usai menghadiri rapat revitalisasi pabrik gula yang dipimpin Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, terkait itu Wapres meminta agar permasalahan itu dapat segera diselesaikan pada minggu pertama setelah hari Idul Fitri. Sofyan mengatakan, ada tiga langkah untuk menyelesaikan masalah RDI yang dihadapi empat PTPN tersebut yakni penjadwalan ulang, pemotongan bunga dan denda, serta penyertaan modal negara. Ia menilai, pola yang mungkin dilakukan empat PTPN dalam menyelesaikan masalah RDI adalah penyertaan modal negara karena PTPN sudah tidak mampu untuk membayar RDI dan jika dibiarkan akan makin menyulitkan perusahaan bersangkutan. "Jika RDI tidak dapat diselesaikan maka PTPN tersebut sulit untuk mendapatkan kredit untuk mengikuti proyek revitalisasi pabrik gula. Jadi kalau diubah menjadi penyertaan modal negara, mereka masih mungkin untuk dapat kredit atau bankable," tutur Sofyan. Sementara itu Menteri Pertanian Anton Apriantono mengatakan, dana program revitalisasi dan pembangunan PG baru mencapai Rp9,7 triliun terdiri atas rehabilitasi dan perluasan tanaman sebesar Rp967,2 miliar dan rehabilitasi dan peningkatan pabrik Rp4,2 triliun. Selain itu, pembangunan tiga pabrik gula baru membutuhkan dana sebesar Rp4,5 triliun. Dijelaskannya, sejauh ini Deptan sudah melakukan program akselerasi peningkatan produktivitas gula nasional 2004-2009 melalui bongkar ratoon, penyediaan bibit unggul tebu, dan lain-lain untuk mencapai tujuan peningkatan produksi gula sebesar satu juta ton. "Nantinya hanya ada 12 varietas unggulan yang akan beredar, sedangkan untuk mencapai target satu juta ton akan dilakukan pula ekstensifikasi sebagian besar di luar Pulau Jawa," kata Anton.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007